Bookmark and Share

30 April 2009

Balada Uang 1.000 Dan 100.000

uang2 Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.

Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.

Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :

”Ya, ampyyyuunnnn. ……… darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan….. bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ….. Ada dapa denganmu?”

Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :

“Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ……”

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:

“Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm… dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus.

Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu.

Dan…… aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. “

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :

“Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!”

“Apa itu?” uang seratus ribu penasaran.

“Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di tempat-tempat ibadah.

Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu.

Jarang banget tuh aku melihat kamu atau teman-teman
kamu disana…..”

 

 

Sumber:

http://bayex.wordpress.com/category/resonansi/

29 April 2009

Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah…

ayah & anak Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.

Anak wanita itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk ?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu bergumam : "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya : "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"

Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban sang Ibu.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ?

Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa kepenasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."

"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya."

"Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya."

"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya."

"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup didalam keluarga sakinah dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia dan akhirat."

Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, bersuci, berwudhu dan melakukan shalat malam hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdzikir, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya.

"Aku mendengar dan merasakan bebanmu, Ayah."

Sumber : http://www.dudung.net/artikel-islami/ayah.html

FATWA HARAM MENIKAHI GADIS SEKANTOR

MUI jakarta mengeluarkan fatwa baru!!!.

Setelah diadakan rapat dan diskusi diantara para pemimpin MUI dan dewan pakarnya, dan juga telah ditimbang, maka MUI mengeluarkan fatwa baru lagi setelah fatwa merokok dan golput haram hukumnya.
Begini kira-kira bunyi dari fatwa terbaru dari sang MUI:

"HARAM HUKUMNYA BAGI SEORANG MUSLIM LAKI-LAKI UNTUK MENIKAH DENGAN GADIS SEKANTOR"

Fatwa MUI ini telah menimbulkan perdebatan yang sangat amat sengit banget sekali antara yang pro dan kontra. Bahkan banyak pihak yang menyatakan bahwa MUI telah gegabah mengambil keputusan tersebut. "Keputusan yang aneh," mungkin begitu ungkap sebagian dari yang mendengar fatwa tersebut termasuk aku. Dengan wajah pura-pura bego tentu saja.

Untuk mencari tahu alasan MUI mengeluarkan fatwa tersebut, maka wartawan republika mewawancari sekretaris umum MUI Prof.Dr. Din syamsudin..


Berikut ini isi wawancara tersebut:

Wartawan: Pak syamsudin, bagaimana MUI bisa mengeluarkan fatwa haram untuk menikahi gadis sekantor?

Prof.Dr.Din Syamsudin: Bagaimana enggak haram, menikahi satu orang gadis aja berat, apalagi satu kantor, kan itu banyak jumlahnya.....! bisa ratusan bego!!

Wartawan: Gubraaaakkkkk !!!!!!!

*Wat DeZiiiiiiigh!!!*

 

NB: gw comot joke ini dr blognya vee.. http://gendut1mu3t.blogspot.com/2009/04/fatwa-haram-menikahi-gadis-sekantor.html

kemudian ada tambahan dr comment jg:

Dilarang menikah dengan pria satu kampung,
bingung malam pertamanya, siapa duluan .....!!!

utk yg terakhir ini emang musti dibikin fatwa nih… klo g’ pasti terjadi pertumpahan darah / brantem tuh wkwkwkwk…….!!

 

Sumber : http://bayex.wordpress.com/

KISAH SI PENEBANG POHON

kapak-vs-pohon Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.

"Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"

"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga". Kata si penebang.

"Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.

Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Istirahat bukan berarti berhenti ,
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru !

Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso

Kita Temukan Hari Tua Bersama

Sayang, aku ingin akulah yang pertama menemukan uban di antara helai-helai rambutmu dan menggaruknya ketika engkau mengeluh kulit kepalamu tiba-tiba menjadi lebih gatal dari biasanya. Dan ketika helai-helai itu semakin bertambah dengan suka cita aku akan menyisirinya, tak perlu meminta pewarna rambut, sayang, rambut kelabumu kan tampak seksi di mataku.
Tak perlu khawatir, aku siap mencarikan kacamatamu ketika kamu lupa tempat menaruhnya. Atau akan kubuatkan sebuah kotak segala ada, tempat engkau dapat menaruh semua barang dan perkakasmu sesukanya. Ketika malam-malam dingin dan rasa ingin pipis tak tertahan lagi, jangan ragu untuk membangunkanku, sayang… ini tanganku di sampingmu jangan ragu jadikan tanganku sebagai peganganmu.
Sayang, aku tidak menginginkan yang muluk-muluk. Aku ingin mendampingi masa tuamu, aku ingin tua di sampingmu, bersamamu.
Sehat, sehatlah sayang… agar engkau juga sempat meraba kepalaku yang ditumbuhi uban, agar sempat aku memamerkan gigiku yang mulai tanggal.
Sehat, sehatlah sayang… agar ketika kita tua, kita masih sanggup menemani anak cucu kita bermain bersama. Atau sekedar mengunjungi mereka saat hari libur tiba. Kupikir lebih baik kita saja yang mengunjungi mereka sambil membawakan makanan kesukaan mereka. Mungkin nanti anak cucu kita akan lebih sibuk dari hari-hari sibuk yang kita jalani sekarang. Kita akan jadi orang tua yang paling pengertian ya kan, sayang…
Sayang, Aku ingin tetap mesra bersamamu, hingga tua. Tetap membisikkan kata cinta, meski pendengaran kita semakin berkurang. Jangan malu untuk sedikit berteriak di telingaku ya. Kau tahu, aku sangat suka mendengarkan ungkapan sayangmu.
Tetap saling memanja, semampu tenaga yang masih kita miliki. Anak, cucu, ponakan dan keluarga kita pasti akan menyangi kita berdua, tapi percayalah aku yang paling tau cara memanjakanmu demikian engkau yang paling tau cara memantik binar di mataku.
loving-senior-coupleBila waktu memang menggerus banyak hal…
Bila usia memang mengikis banyak hal…
Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita.
Bila memang tiada yang abadi
Bila memang semua akan berakhir
Bila memang semua akan terhenti



Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga.
Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi.
Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga, upaya gigih untuk saling membahagiakan.
Sayang…, hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu.
Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh air mata.

Sumber:
http://bayex.wordpress.com/2009/04/29/kita-temukan-hari-tua-bersama/
Song by : Adam Sandler & Drew Barrimore -taken from  The Wedding Singer (1991)

CANGKIR YANG CANTIK

cangkir Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik.
“Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.

Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai
dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna
tatkala kulihat diriku.

Renungan :

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata.Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia
sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda

 

Sumber :

http://bayex.wordpress.com/2009/04/29/cangkir-yang-cantik/

Disaat aku tua, aku bukan lagi diriku yang dulu…

kakek dan cucu Disaat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu.
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.Disaat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,
Disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarmu, membimbingmu
untuk melakukannya

Disaat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan
yang membosankan mu,
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,
Dimasa kecilmu, Daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah
cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Disaat saya membutuhkanmu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah dimasa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Disaat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
Janganlah menertawaiku.
Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.

Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.
Bagaimana dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Disaat aku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya, topic pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku
Asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia.

Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih.
Maklumlah diriku, dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu
Disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu aku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, aku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Didalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu

Berkah menikah

married Berikut adalah daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit. Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami ‘Matery after merit phobia syndhrome’

Daftar anggaran bulanan (asumsi :disusun berdasarkan skala proritas,disusun dengan sangat2 relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)

 

1. Makan

Dengan asumsi sekali makan adalah 5000 Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua cuma berlaku pada saat pacaran ajah), kali 30 hari adalah Rp900.000

Tips

Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya Pasti lebih ngirit.

2.Kontrakan

Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya ****** belum jinak

Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan

Tips

Tinggallah di Pondok Mertua Indah. Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada. Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk ‘makan ati’

3. Listrik dan Air

Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan

Tips

Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)

Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis

4. Transportasi

Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000

Tips

Gunakanlah Bensin campur! (maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit) Atau ikutlah “Nebeng Fans Club”, dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih

menyenangkan

5. Komunikasi

Dengan asumsi pake cdma yang 1000/menit maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah 100.000

Tips

Pakelah ‘FREN’ yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang “Freeen…minjam HP nya dong freen…”)

6. Keperluan sehari2

Seperti sabun,odol,syampu, dll dsb Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka alokasi dana untuk ini sebesar 50.000

Tips:

Mandi kalo perlu saja. Kalo dulu 2 kali sehari,jadi 2 hari sekali

Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata

7. Kesehatan

Seperti minyak kayu putih,vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!), maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000

Tips

Jaga kesehatan. Jangan begadang…kalo tiada artinya…begadang bole saja…asalkan sambil ronda (halah!!)

8.Entertaiment

Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalah sekali2 nomat,liat live music, lari pagi di monas, atau makan martabak sekali2

Jadii…

Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan

(syeeett dah…masih gede juga ya)

Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada. Kalopun masih ‘besar pasak daripada tiang’ Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang…ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!

Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah

(serius mode on*)

Yaitu, berkah menikah

Selalu, Tuhan akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa. Selalu bersukur dan percaya bahwa Tuhanlah raja dari segala raja akunting!

 

Sumber :

http://bayex.wordpress.com/2009/04/29/berkah-menikah/

Alternatif Pengganti BBM

bbm alt Khusus bagi pengendara motor ngak usah khawatir akan efek kenaikan BBM, soalnya ada solusi yg sangat jitu dan telah terbukti oleh para ilmuan di Amerika. Dari hasil uji lab yg dilakukan oleh para ilmuwan, membuktikan bahwa air teh dapat dijadikan alternatif baru pengganti BBM.

Caranya:

  1. Gunakan wadah berupa gelas, cangkir, dll
  2. Siapkan teh (teh celup, teh hijau, atau apalah yg penting teh) secukupnya
  3. Siapkan gula pasir 1 sendok makan.
  4. Didihkan air panas hingga 90 derajat celcius.
  5. Masukkan teh kedalam air mendidih, lalu masukkan gula.
  6. Campur dengan es, lalu masukkan ke dalam botol. selesai….
  • Mudah bukan, setelah itu tinggal dorong deh tu motor, kalau haus minum itu teh. Terbukti motor tetep jalan tanpa menggunakan BBM.

    sory sumber artikelnya gw lupa hehehe… :D

  • Dari Lingkungan anak belajar..!!

    child

    Dari Lingkungan Hidupnya Anak-anak Belajar..!!

    • Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan
    • Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menentang
    • Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa cemas
    • Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya
    • Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu
    • Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah
    • Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar
    • Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri
    • Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai
    • Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia terbiasa menyayangi
    • Jika anak tidak banyak dipersalahkan ia akan terbiasa senang menjadi dirinya
    • Jika anak mendapatkan pengakuan dari kiri kanan, ia akan terbiasa menetapkan arah
      langkahnya
    • Jika anak diperlakukan dengan jujur, ia akan terbiasa melihat kebenaran
    • Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat rasa keadilan
    • Jika anak mengenyam rasa aman, ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai
      orang sekitarnya
    • Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian
      Sungguh indah dunia ini...

    ------------------

    original version:

    Children Learn What They Live

    By Dorothy Law Nolte

    • If children live with criticism, they learn to condemn.
    • If children live with hostility, they learn to fight.
    • If children live with ridicule, they learn to be shy.
    • If children live with shame, they learn to feel guilty.
    • If children live with encouragement, they learn confidence.
    • If children live with tolerance, they learn to be patient.
    • If children live with praise, they learn to appreciate.
    • If children live with acceptance, they learn to love.
    • If children live with approval, they learn to like themselves.
    • If children live with honesty, they learn truthfulness.
    • If children live with security, they learn to have faith in themselves and others.
    • If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.

    Sumber : (Dorothy Low Nolte, Children Learn What They Live With)

    Maafkan Ayah nak…………!!

    sad Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.

    Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

    Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

    Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

    Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….

    Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

    Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

    Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

    Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

    Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya.

    Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu.

    Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…

    “Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

    Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.

    Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok

    Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

    “Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.

    Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…..

    Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…,

    Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya…

     

    Sumber : Anakku, Maafkan Ayah…………

    24 April 2009

    Cara praktis scan virus conficker secara online

    Ada cara praktis untuk mendeteksi komputer terhadap virus conficker,
    Cara praktis ini ditawarkan oleh situs Conficker Working Group, kelompok yang khusus dibentuk untuk mengawasi infeksi Conficker / Downadup / Kido.

    Caranya :

    1. kunjungi situs http://www.confickerworkinggroup.org/infection_test/cfeyechart.html kemudian akan tampil 2 baris yang berisi 6 buah gambar, dengan susunan 3 diatas & 3 dibawah.

      conficker detector
    2. Cara mengartikan :

      conficker detector 1
    • Jika tiga gambar di atas tak bisa muncul, maka kemungkinan komputer terinfeksi Conficker versi A/B.

    • Jika dua gambar di baris atas tidak tampil, kemungkinannya adalah infeksi Conficker versi C.

    • Jika semua gambar muncul, maka kemungkinan komputer tidak terinfeksi.

    • Jika semua gambar tidak bisa muncul, bisa jadi browser di-setting untuk tidak menampilkan gambar atau ada error pada koneksi.
                   

    NB : Uji ini bisa dilakukan karena Conficker diketahui memblokir akses lebih dari 100 situs antivirus dan keamanan. Namun jika komputer menggunakan Proxy dalam mengakses internet, kemungkinannya semua gambar akan muncul.

    Wiji Thukul - Aku ingin jadi peluru

    berikut ini adalah kumpulan puisi dari buku karya Wiji Thukul
    Aku Ingin Jadi Peluru Aku Ingin Jadi Peluru
    Oleh Wiji Thukul
    Penerbit:
    Indonesia TERA - Anggota Ikapi
    Cetakan Pertama, Juni 2000
    Cetakan Kedua, April 2004
    Penyunting:
    Khotimatul Husna
    Design Sampul:
    M. Iqbal Azcha
    Lukisan Sampul:
    Alfi
    Distributor:
    AgroMedia Pustaka
    Bintaro Jaya Sektor IX
    Jl Rajawali IV Blok HDX No. 3 Tangerang 15226
    Telp. (021) 7451 644, (021) 7486 3334
    Fax. (021) 7486 3332
    ____________________________________

    DAFTAR ISI


    Pulanglah Nang
    Monumen Bambu Runcing
    Riwayat
    Suara Dari Rumah-Rumah Miring
    Catatan Malam
    Nyanyian Akar Rumput
    Catatan
    Ucapkan Kata-Katamu
    Sajak Bapak Tua
    Sajak Bagong
    Sajak Ibu
    Sajak Kepada Bung Dadi
    Catatan 88
    Jalan Slamet Riyadi Solo
    Batas Panggung
    Ceritakanlah Ini Kepada Siapa Pun
    Tetangga Sebelahku
    Hujan
    Lingkungan Kita Si Mulut Besar
    Megatruh Solidaritas
    Catatan Suram
    Gumam Sehari-hari
    Catatan Hari Ini
    Reportase dari Puskesmas
    Sajak Kota
    Aku Lebih Suka Dagelan
    Sajak Setumbu Nasi Sepanci Sayur
    Jalan
    Pasar Malam Sriwedari
    Sajak Tikar Plastik-Tikar Pandan
    Lumut
    Tanah
    Sajak Tapi Sayang
    Gunungbatu
    Suti
    Apa Yang Berharga Dari Puisiku
    Mendongkel Orang-Orang Pintar
    Kota ini Milik Kalian
    Gentong Kosong
    Kucing, Ikan Asin dan Aku
    Nonton Harga
    Derita Sudah Naik Seleher
    Puisi Sikap
    Hari Ini Aku Akan Bersiul-siul
    Merontokkan Pidato
    Puisi Menolak Patuh

    ====================================

    Pulanglah Nang
    pulanglah nang
    jangan dolanan sama si kuncung
    si kuncung memang nakal
    nanti bajumu kotor lagi
    disirami air selokan
    pulanglah nang
    nanti kamu manangis lagi
    jangan dolanan sama anaknya pak kerto
    si bejo memang mbeling
    kukunya hitam panjang-panjang
    kalau makan tidak cuci tangan
    nanti kamu ketularan cacingan
    pulanglah nang
    kamu kan punya mobil-mobilan
    kapal terbang bikinan taiwan
    senapan atom bikinan jepang
    kamu kan punya robot yang bisa jalan sendiri
    pulanglah nang
    nanti kamu digebugi mamimu lagi
    kamu pasti belum tidur siang
    pulanglah nang
    jangan dolanan sama anaknya mbok sukiyem
    mbok sukiyem memang keterlaluan
    si slamet sudah besar tapi belum disekolahkan
    pulanglah nang
    pasti papimu marah lagi
    kamu pasti belum bikin PR
    belajar yang rajin
    biar nanti jadi dokter
    Solo, september 86


    Monumen Bambu Runcing
    monumen bambu runcing
    di tengah kota
    menuding dan berteriak merdeka
    di kakinya tak jemu juga
    pedagang kaki lima berderet-deret
    walau berulang-ulang
    dihalau petugas ketertiban
    semarang, 1 maret 86



    Riwayat
    seperti tanah lempung
    pinggir kampung
    masa laluku kuaduk-aduk
    kubikin bentuk-bentuk
    patung peringatan
    berkali-kali
    kuhancurkan
    kubentuk lagi
    kuhancurkan
    kubentuk lagi
    patungku tak jadi-jadi
    aku ingin sempurna
    patungku tak jadi-jadi
    lihat!
    diriku makin belepotan
    dalam penciptaan
    kalangan, oktober 87


    Suara Dari Rumah-Rumah Miring
    di sini kamu bisa menikmati cicit tikus
    di dalam rumah miring ini
    kami mencium selokan dan sampan
    bagi kami setiap hari adalah kebisingan
    di sini kami berdesak-desakan dan berkeringat
    bersama tumpukan gombal-gombal
    dan piring-piring
    di sini kami bersetubuh dan melahirkan
    anak-anak kami
    di dalam rumah miring ini
    kami melihat matahari menyelinap
    dari atap ke atap
    meloncati selokan
    seperti pencuri
    radio dari segenap penjuru
    tak henti-hentinya membujuk kami
    merampas waktu kami dengan tawaran-tawaran
    sandiwara obat-obatan
    dan berita-berita yang meragukan
    kami bermimpi punya rumah untuk anak-anak
    tapi bersama hari-hari pengap yang menggelinding
    kami harus angkat kaki
    karena kami adalah gelandangan
    solo, oktober 87


    Catatan Malam
    anjing nyalak
    lampuku padam
    aku nelentang
    sendirian
    kepala di bantal
    pikiran menerawang
    membayang pernikahan
    (pacarku buruh harganya tak lebih dua ratus rupiah per jam)
    kukibaskan pikiran tadi dalam gelap makin pekat
    aku ini penyair miskin
    tapi kekasihku cinta
    cinta menuntun kami ke masa depan
    solo-kalangan, 23 februari 88



    Nyanyian Akar Rumput
    jalan raya dilebarkan
    kami terusir
    mendirikan kampung
    digusur
    kami pindah-pindah
    menempel di tembok-tembok
    dicabut
    terbuang
    kami rumput
    butuh tanah
    dengar!
    Ayo gabung ke kami
    Biar jadi mimpi buruk presiden!
    juli 1988


    Catatan
    udara AC asing di tubuhku
    mataku bingung melihat
    deretan buku-buku sastra
    dan buku-buku tebal intelektual terkemuka
    tetapi harganya
    Ooo.. aku ternganga
    musik stereo mengitariku
    penjaga stand cantik-cantik
    sandal jepit dan ubin mengkilat
    betapa jauh jarak kami
    uang sepuluh ribu di sakuku
    di sini hanya dapat 2 buku
    untuk keluargaku cukup buat
    makan seminggu
    gemerlap toko-toko di kota
    dan kumuh kampungku
    dua dunia yang tak pernah bertemu
    solo, 87-88


    Ucapkan Kata-Katamu

    jika kau tak sanggup lagi bertanya
    kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan
    jika kau tahan kata-katamu
    mulutmu tak bisa mengucapkan
    apa maumu terampas
    kau akan diperlakukan seperti batu
    dibuang dipungut
    atau dicabut seperti rumput
    atau menganga
    diisi apa saja menerima
    tak bisa ambil bagian
    jka kau tak berani lagi bertanya
    kita akan jadi korban keputusan-keputusan
    jangan kau penjarakan ucapanmu
    jika kau menghamba pada ketakutan
    kita akan memperpanjang barisan perbudakan
    kemasan-kentingan-sorogenen


    Sajak Bapak Tua
    bapak tua
    kulitnya coklat dibakar matahari kota
    jidatnya berlipat-lipat seperti sobekan luka
    pipinya gosong disapu angin panas
    tenaganya dikuras
    di jalan raya siang tadi
    sekarang bapak mendengkur
    dan ketika bayangan esok pagi datang
    di dalam kepalaku
    bis tingkat itu tiba-tiba berubah
    jadi ikan kakap raksasa
    becak-becak jadi ikan teri
    yang tak berdaya
    solo, juni 1987


    Sajak Bagong
    bagong namanya
    tantanglah berkelahi
    kepalamu pasti dikepruk batu
    bawalah whisky
    bahumu pasti ditepuk-tepuk gembira
    ajaklah omong
    tapi jangan khotbah
    ia akan kentut
    bagong namanya
    malam begadang
    subuh tidur bangun siang
    sore parkir untuk makan
    awas jangan ngebut di depan matanya
    engkau bisa dipukuli
    lalu ditinggal pergi
    ya, ya.. bagong namanya
    pemilu kemarin besar jasanya
    bagong ya bangong
    tapi bagong sudah mati
    pada suatu pagi
    mayatnya ditemukan orang
    di tepi rel kereta api
    setahun yang lalu
    ya, ya.. setahun yang lalu


    Sajak Ibu
    ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
    tetapi menangis ketika aku susah
    ibu tak bisa memejamkan mata
    bila adikku tak bisa tidur karena lapar
    ibu akan marah besar
    bila kami merebut jatah makan
    yang bukan hak kami
    ibuku memberi pelajaran keadilan
    dengan kasih sayang
    ketabahan ibuku
    mengubah rasa sayur murah
    jadi sedap
    ibu menangis ketika aku mendapat susah
    ibu menangis ketika aku bahagia
    ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
    ibu menangis ketika adikku keluar penjara
    ibu adalah hati yang rela menerima
    selalu disakiti oleh anak-anaknya
    penuh maaf dan ampun
    kasih sayang ibu
    adalah kilau sinar kegaiban tuhan
    membangkitkan haru insan
    dengan kebajikan
    ibu mengenalkan aku kepada tuhan
    solo, 1986


    Sajak Kepada Bung Dadi
    ini tanahmu juga
    rumah-rumah yang berdesakan
    manusia dan nestapa
    kampung halaman gadis-gadis muda
    buruh-buruh berangkat pagi pulang sore
    dengan gaji tak pantas
    kampung orang-orang kecil
    yang dibikin bingung
    oleh surat-surat izin dan kebijaksanaan
    dibikin tunduk mengangguk
    bungkuk
    ini tanah airmu
    di sini kita bukan turis
    solo-sorogenen, malam pemilu 87


    Catatan 88
    saban malam
    dendam dipendam
    protes diam-diam
    dibungkus gurauan
    saban malam
    menyanyi menyabarkan diri
    bau tembakau dan keringat di badan
    campur aduk dengan kegelisahan
    saban malam
    mencoba bertahan menghadapi kebosanan
    menegakkan diri dengan harapan-harapan
    dan senyum rawan
    saban malam
    rencana-rencana menumpuk jadi kuburan
    solo-sorogenen, 1 september 88



    Jalan Slamet Riyadi Solo
    dulu kanan dan kiri jalan ini
    pohon-pohon asam besar melulu
    saban lebaran dengan teman sekampung
    jalan berombongan
    ke taman sriwedari nonton gajah
    banyak yang berubah kini
    ada holland bakery
    ada diskotik ada taksi
    gajahnya juga sudah dipindah
    loteng-loteng arsitektur cina
    kepangkas jadi gedung tegak lurus
    hanya kereta api itu
    masih hitam legam
    dan terus mengerang
    memberi peringatan pak-pak becak
    yang nekat potong jalan
    "hei hati hati
    cepat menepi ada polisi
    banmu digembos lagi nanti!"
    solo, mei-juni 1991


    Batas Panggung
    kepada para pelaku
    ini adalah daerah kekuasaan kami
    jangan lewati batas ini
    jangan campuri apa yang terjadi di sini
    karena kalian penonton
    kalian adalah orang luar
    jangan rubah cerita yang telah kami susun
    jangan belokkan jalan cerita yang telah kami rencanakan
    karena kalian adalah penonton
    kalian adalah orang luar
    kalian harus diam
    panggung seluas ini hanya untuk kami
    apa yang terjadi d sini
    jangan ditawar-tawar lagi
    panggung seluas ini hanya untuk kami
    jangan coba bawa pertanyaan-pertanyaan berbahaya
    ke dalam permainan ini
    panggung seluas ini hanya untuk kami
    kalian harus bayar kami
    untuk membiayai apa yang kami kerjakan di sini
    biarkan kami menjalankan kekuasaan kami
    tontonlah
    tempatmu di situ
    solo, 21 november 91


    Ceritakanlah Ini Kepada Siapa Pun
    panas campur debu
    terbawa angin ke mana-mana
    koran hari ini memberitakan
    kedungombo menyusut kekeringan
    korban pembangunan dam
    muncul kembali ke permukaan
    tanah-tanah bengkah
    pohon-pohon besar malang-melintang
    makam-makam bangkit dari ingatan
    mereka yang dulu diam
    kali ini
    cerita itu siapa akan membantah
    dasar waduk ini dulu dusun rumah-rumah
    waktu juga yang menyingkap
    retorika penguasa
    walau senjata ditodongkan kepadamu
    walau sepatu di atas kepalamu
    di atas kepalaku
    di atas kepala kita
    ceritakanlah ini kepada siapa pun
    sebab cerita ini belum tamat
    solo, 30 agustus 91


    Tetangga Sebelahku
    tetangga sebelahku
    pintar bikin suling bambu
    dan memainkan banyak lagu
    tetangga sebelahku
    kerap pinjam gitar
    nyanyi sama anak-anaknya
    kuping sebelahnya rusak
    dipopor senapan
    tetangga sebelahku
    hidup bagai dalam benteng
    melongok-longok selalu
    membaca bahaya
    tetangga sebelahku
    diterror masa lalu
    kalangan-solo, november 1991


    Hujan
    mendung hitam tebal
    masukkan itu jemuran
    dan bantal-bantal
    periksa lagi genting-genting
    barangkali bocornya pindah
    udara gerah
    ruangan gelap
    listrik tak nyala
    mana anak kita?
    hujan akan lebat lagi nampaknya
    semoga tanpa angin keras
    burung-burung parkit itu
    masih berkicau juga dalam kandangnya
    burung-burung parkit itu
    apakah juga pingin punya rumah sendiri
    seperti kami?
    kalangan-solo, 25 november 91


    Lingkungan Kita Si Mulut Besar
    lingkungan kita si mulut besar
    dihuni lintah-lintah
    yang kenyang menghisap darah keringat tetangga
    dan anjing-anjing yang taat beribadah
    menyingkiri para panganggur
    yang mabuk minuman murahan
    lingkungan kita si mulut besar
    raksasa yang membisu
    yang anak-anaknya terus dirampok
    dan dihibur film-film kartun amerika
    perempuannya disetor
    ke mesin-mesin industri
    yang membayar murah
    lingkungan kita si mulut besar
    sakit perut dan terus berak
    mencret oli dan logam
    busa dan plastik
    dan zat-zat pewarna yang merangsang
    menggerogoti tenggorokan bocah-bocah
    yang mengulum es
    limapuluh perak
    kampung kalangan-solo, desember 1991


    Megatruh Solidaritas
    akulah bocah cilik itu
    kini aku datang kepada dirimu
    akan kuceritakan masa kanak-kanakmu
    akulah bocah cilik itu
    yang tak berani pulang
    karena mencuri uang simbok
    untuk beli benang layang-layang
    akulah bocah cilik itu
    yang menjual gelang simbok
    dan ludes dalam permainan dadu
    akulah bocah cilik kurus itu
    yang tak pernah menang bila berkelahi
    yang selalu menangis bila bermain sepak-sepong
    aku adalah salah seorang dari bocah-bocah kucel
    yang mengoreki tumpukan sampah
    mencari sisa kacang atom
    dan sisa moto buangan pabrik
    akulah bocah bengal itu
    yang kelayapan di tengah arena sekaten
    nyrobot brondong dan celengan
    dan menangis di tengah jalan
    karena tak bisa pulang
    akulah bocah cilik itu
    yang ramai-ramai rebutan kulit durian
    dan digigit anjing ketika nonton telepisi
    di rumah Bah Sabun
    ya engkaulah bocah cilik itu
    sekarang umurku dua puluh empat
    ya akulah bocah cilik itu
    sekarang aku datang kepada dirimu
    karena kudengar kabar
    seorang kawan kita mati terkapar
    mati ditembak mayatnya dibuang
    kepalanya koyak
    darahnya mengental
    dalam selokan
    solo, 31 januari 1987


    Catatan Suram
    kucing hitam jalan pelan
    meloncat turun dari atap
    tiga orang muncul dalam gelap
    sembunyi menggenggam besi
    kucing hitam jalan pelan-pelan
    diikuti bayang-bayang
    ketika sampai di mulut gang
    tiga orang menggeram
    melepaskan pukulan
    bulan disaput awan meremang
    saksikan perayaan kemiskinan
    daging kucing pindah
    ke perut orang!
    solo, 1987


    Gumam Sehari-hari
    di ujung sana ada pabrik roti
    kami beli yang remah-remah
    karena murah
    di ujung sana ada tempat penyembelihan sapi
    dan kami kebagian bau
    kotoran air selokan dan tai
    di ujung sana ada perusahaan daging abon
    setiap pagi kami beli kuahnya
    dimasak campur sayur
    di pinggir jalan
    berdiri toko-toko baru
    dan macam-macam bangunan
    kampung kami di belakangnya
    riuh dan berjubel
    seperti kutu kere kumal
    terus berbiak!
    membengkak tak tercegah!
    jagalan, kalangan solo, 29 januari 1989


    Catatan Hari Ini
    aku nganggur lagi
    semalam ibu tidur di kursi
    jam dua lebih aku menulis puisi
    aku duduk menghadap meja
    ibu kelap-kelip matanya ngitung utang
    jam enam sore:
    bapak pulang kerja
    setelah makan sepiring
    lalu mandi tanpa sabun
    tadi siang ibu tanya padaku:
    kapan ada uang?
    jam setengah tujuh malam
    aku berangkat latihan teater
    apakah seni bisa memperbaiki hidup?
    solo, juni 86


    Reportase dari Puskesmas
    barangkali karena ikan laut yang kumakan ya
    barangkali ikan laut. seminggu ini
    tubuhku gatal-gatal ya.. gatal-gatal
    karena itu dengan lima ratus rupiah aku daftarkan
    diri ke loket, ternyata cuma seratus lima puluh
    murah sekali oo.. murah sekali! lalu aku menunggu
    berdiri. bukan aku saja. tapi berpuluh-puluh
    bayi digendong. orang-orang batuk
    kursi-kursi tak cukup maka berdirilah aku.
    "sakit apa pak?"
    aku bertanya kepada seorang bapak berkaos lorek
    kurus. bersandal jepit dan yang kemudian mengaku
    sebagai penjual kaos celana pakaian rombeng di pasar johar.
    "batuk-pilek-pusing-sesek nafas
    wah! campur jadi satu nak!"
    bayangkan tiga hari menggigil panas tak tidur
    ceritanya kepadaku. mendengar cerita lelaki itu
    seorang ibu (40 th) menjerit gembira:
    "ya ampun rupanya bukan aku saja!"
    di ruang tunggu berjejal yang sakit pagi itu
    sakit gigi mules mencret demam semua bersatu.
    jadi satu. menunggu.
    o ya pagi itu seorang tukang kayu sudah tiga hari
    tak kerja. kakinya merah bengkak gemetar
    "menginjak paku!" katanya, meringis.
    puskesmas itu demokratis sekali, pikirku
    sakit gigi, sakit mata, mencret, kurapan, demam
    tak bisa tidur, semua disuntik dengan obat yang sama.
    ini namanya sama rasa sama rasa.
    ini namanya setiap warga negara mendapatkan haknya
    semua yang sakit diberi obat yang sama!
    semarang, 86


    Sajak Kota
    kota macam apa yang kita bangun
    mimpi siapa yang ditanam
    di benak rakyat
    siapa yang merencanakan
    lampu-lampu menyibak
    jalan raya dilicinkan
    di aspal oleh uang rakyat
    motor-motor mulus meluncur
    merek-merek iklan
    di atap gedung
    menyala
    berjejer-jejer
    toko roti
    toko sepatu
    berjejer-jejer
    salon-salon kecantikan
    siapa merencanakan nasib rakyat?
    Pemandangan
    aku pangling betul
    pada ini jalan jendral Sudirman
    balaikota makin berubah
    sampai Slamet Riyadi-Gladag
    reklame rokok berkibar-kibar
    spanduk show band
    pameran rumah murah
    (tapi harganya jutaan!)
    kehingaran jalan raya
    menyolok mata
    Jendral Sudirman
    dihiasi slogan-slogan pembangunan
    tapi kantor pos belum berubah
    bank-bank dan gereja makin megah
    di pojok Ronggowarsito
    ada aturan baru
    becak dilarang terus
    (bis kota turah-turah penumpang!)
    solo, desember 87


    Aku Lebih Suka Dagelan
    di radio aku mendengar berita
    katanya partisipasi politik rakyat kita sangat menggembirakan
    tapi kudengar dari mulut seorang kawanku
    dia diinterogasi dipanggil gurunya
    karena ikut kampanye PDI
    dan di kampungku ibu RT
    tak mau menegor sapa warganya
    hanya karena ia Golkar
    ada juga yang saling bertengkar
    padahal rumah mereka bersebelahan
    penyebabnya hanya karena mereka berbeda tanda gambar
    ada juga kontestan yang nyogok
    tukang-tukang becak
    akibatnya dalam kampanye banyak
    yang mencak-mencak
    di radio aku mendengar berita-berita
    tapi aku jadi muak karena isinya
    kebohongan yang tak mengatakan kenyataan
    untunglah warta berita segera bubar
    acara yang kutunggu-tunggu datang: dagelan!
    solo, 87


    Sajak Setumbu Nasi Sepanci Sayur
    setumbu nasi
    sepanci sayur kobis
    renungan hari ini
    berjongkok di dapur
    angan terbuka seperti layar bioskop
    bising mesin
    bis kota merdeka berlaga di jalan raya
    becak-becak berpeluh melawan jalan raya
    siapa pengatur jalan kaki
    siapa pemerintah kaki lima
    begitu patuh mereka diusir pergi
    begitu berani mereka datang kembali
    gemuruh kota menggaru benakku
    berjongkok di dapur
    kompor kering
    kayu tempat piring-piring
    gedung-gedung beranak pinak
    Nyanyian Abang Becak
    jika harga minyak mundhak
    simbok semakin ajeg berkelahi sama bapak
    harga minyak mundhak lombok-lombok akan mundhak
    sandang pangan akan mundhak
    maka terpaksa tukang-tukang lebon
    lintah darat bank plecit tukang kredit harus dilayani
    siapa tidak marah bila kebutuhan hidup semakin mendesak
    seribu lima ratus uang belanja tertinggi dari bapak untuk simbok
    siapa bisa mencukupi
    sedangkan kebutuhan hidup semakin mendesak
    maka simbok pun mencak-mencak:
    "pak-pak anak kita kebacut metu papat lho!"
    bayaran sekolahnya anak-anak nunggak lho!"
    si Penceng muntah ngising, perutku malah sudah
    isi lagi dan suk Selasa Pon ana sumbangan maneh
    si Sebloh dadi manten!"
    jika BBM kembali menginjak
    namun juga masih disebut langkah-langkah kebijaksanaan
    maka aku tidak akan lagi memohon pembangunan
    nasib
    kepadamu duh pangeran duh gusti
    sebab nasib adalah permainan kekuasaan
    lampu butuh menyala, menyala butuh minyak
    perut butuh kenyang, kenyang butuh diisi
    namun bapak cuma abang becak!
    maka apabila becak pusaka keluarga pulang tanpa membawa uang
    simbok akan kembali mengajak berkelahi bapak.
    solo, 1984


    Jalan
    aspal leleh tengah hari
    silau aku oleh sinar matahari
    gedung-gedung baru berdiri
    arsitektur lama satu-satu hilang
    dimakan pembangunan
    jalan kiri kanan dilebarkan
    becak-becak melompong di pinggiran
    yang jalan kaki
    yang digenjot
    yang jalan bensin
    semua ingin jalan
    solo, 22 november 90


    Pasar Malam Sriwedari
    beli karcis di loket
    pengemis tua muda anak-anak
    mengulurkan tangan
    masuk arena corong-corong berteriak
    udara terang benderang tapi sesak
    di stand perusahaan rokok besar
    perempuan montok menawarkan dagangannya
    di stand jamu tradisionil
    kere-kere di depan video berjongkok
    nonton silat mandarin
    di dalam gedung wayang wong
    penonton lima belas orang
    ada pedagang kaki lima
    yang liar tak berizin
    setiap saat bisa diusir keamanan
    solo, 28 mei 86


    Sajak Tikar Plastik-Tikar Pandan
    tikar plastik tikar pandan
    kita duduk berhadapan
    tikar plastik tikar pandan
    lambang dua kekuatan
    tikar plastik bikinan pabrik
    tikar pandan dianyam tangan
    tikar plastik makin mendesak
    tikar pandan bertahan
    kalian duduk di mana?
    solo, april 88


    Lumut
    dalam gang pikiranku menggumam
    seperti kemarin saja
    kini los rumah yang dulu kami tempati
    jadi bangunan berpagar tembok tinggi
    aku jalan lagi
    melewati rumah yang pernah disewa
    Riyanto buruh kawan sekerjaku
    ke mana lagi dia sekeluarga
    rumah itu kini gantian di sewa
    keluarga mbak Nina
    kampung ini tak memiliki tanah lapang lagi
    tanah-tanah kosong sudah dibeli orang
    dalam gang
    setengah gelap setengah terang
    aku menemukan perumpamaan:
    kita ini lumut
    menempel di tembok-tembok bangunan
    berkembang di pingir-pinggir selokan
    di musim kemarau kering
    diterjang banjir
    tetap hidup
    kalau keadaan berubah
    perumpamaan boleh berubah
    menurutmu sendiri
    kita ini siapa?
    kalangan solo, 8 februari 91


    Tanah
    tanah mestinya di bagi-bagi
    jika cuma segelintir orang
    yang menguasai
    bagaimana hari esok kamu tani
    tanah mestinya ditanami
    sebab hidup tidak hanya hari ini
    jika sawah diratakan
    rimbun semak pohon dirubuhkan
    apa yang kita harap
    dari cerobong asap besi
    hari ini aku mimpi buruk lagi
    seekor burung kecil menanti induknya
    di dalam sarangnya yang gemeretak
    dimakan sapi
    1989-solo


    Sajak Tapi Sayang
    kembang dari pinggir jalan
    kembang yang tumbuh di tembok
    tembok selokan
    kupindah kutanam di halaman depan
    anakku senang bojoku senang
    tapi sayang
    bojoku ingin nanam lombok
    anakku ingin kolam ikan
    tapi sayang
    setelah sewa rumah habis
    kami harus pergi
    terus cari sewa lagi
    terus cari sewa lagi
    alamat rumah kami punya
    tapi sayang
    kamu butuh tanah
    25 januari 91 - solo


    Gunungbatu
    gunungbatu
    desa yang melahirkan laki-laki
    kuli-kuli perkebunan
    seharian memikul kerja
    setiap pagi makin bungkuk
    dijaga mandor dan traktor
    delapan ratus gaji sehari
    di rumah ditunggu
    mulut perut anak istri
    gunungbatu
    desa yang melahirkan laki-laki
    pencuri-pencuri
    menembak binatang di hutan lindung
    mengambil telur penyu
    di pantai terlarang
    demi piring nasi
    kehidupan sehari-hari
    gunungbatu
    desa terpencil jawa barat
    dipagari hutan
    dibatasi pantai-pantai cantik
    ujung genteng, cibuaya, pangumbahan
    sulit transportasi
    -jakarta dekat-
    sulit komunikasi
    sejarah gunungbatu
    sejarah kuli-kuli
    sejak kolonial
    sampai republik merdeka
    sejarah gunungbatu
    sejarah kuli-kuli
    gunungbatu
    masih di tanah air ini
    november 87

    Suti
    Suti tidak kerja lagi
    pucat ia duduk dekat amben-nya
    Suti di rumah saja
    tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
    Suti tidak ke rumah sakit
    batuknya memburu
    dahaknya berdarah
    tak ada biaya
    Suti kusut-masai
    di benaknya menggelegar suara mesin
    kuyu matanya membayangkan
    buruh-buruh yang berangkat pagi
    pulang petang
    hidup pas-pasan
    gaji kurang
    dicekik kebutuhan
    Suti meraba wajahnya sendiri
    tubuhnya makin susut saja
    makin kurus menonjol tulang pipinya
    loyo tenaganya
    bertahun-tahun dihisap kerja
    Suti batuk-batuk lagi
    ia ingat kawannya
    Sri yang mati
    karena rusak paru-parunya
    Suti meludah
    dan lagi-lagi darah
    Suti memejamkan mata
    suara mesin kembali menggemuruh
    bayangan kawannya bermunculan
    Suti menggelengkan kepala
    tahu mereka dibayar murah
    Suti meludah
    dan lagi-lagi darah
    Suti merenungi resep dokter
    tak ada uang
    tak ada obat
    solo, 27 februari 88




    Apa Yang Berharga Dari Puisiku
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau adikku tak berangkat sekolah
    karena belum membayar SPP
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau becak bapakku tiba-tiba rusak
    jika nasi harus dibeli dengan uang
    jika kami harus makan
    dan jika yang dimakan tidak ada?
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau bapak bertengkar dengan ibu
    ibu menyalahkan bapak
    padahal becak-becak terdesak oleh bis kota
    kalau bis kota lebih murah siapa yang salah?
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau ibu dijiret utang
    kalau tetangga dijiret utang?
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau kami terdesak mendirikan rumah
    di tanah-tanah pinggir selokan
    sementara harga tanah semakin mahal
    kami tak mampu membeli
    salah siapa kalau kami tak mampu beli tanah?
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau orang sakit mati di rumah
    karena rumah sakit yang mahal
    apa yang berharga dari puisiku
    kalau yang kutulis makan waktu berbulan-bulan
    apa yang bisa kuberikan dalam kemiskinan yang menjiret kami?
    apa yang telah kuberikan
    kalau penonton baca puisi memberi keplokan
    apa yang telah kuberikan
    apa yang telah kuberikan?
    semarang, 6 maret 86


    Mendongkel Orang-Orang Pintar
    kudongkel keluar
    orang-orang pintar
    dari dalam kepalaku
    aku tak tergetar lagi
    oleh mulut-mulut orang pintar
    yang bersemangat ketika berbicara
    dunia bergerak bukan karena omongan
    para pembicara dalam ruang seminar
    yang ucapannya dimuat
    di halaman surat kabar
    mungkin pembaca terkagum-kagum
    tapi dunia tak bergerak
    setelah surat kabar itu dilipat
    Kampung halaman solo, 8 september 1993


    Kota ini Milik Kalian
    di belakang gedung-gedung tinggi
    kalian boleh tinggal
    kalian bebas tidur di mana-mana kapan saja
    kalian bebas bangun sewaktu kalian mau
    jika kedinginan karena gerimis atau hujan
    kalian bisa mencari hangat
    di sana ada restoran
    kalian bisa tidur dekat kompor penggorengan
    bakmi ayam dan babi
    denting garpu dan sepatu mengkilap
    di samping sedan-sedan dan mobil-mobil bikinan jepang
    kalian bisa mandi kapan saja
    sungai itu milik kalian
    kalian bisa cuci badan dengan limbah-limbah industri
    apa belum cukup terang benderang itu
    lampu merkuri taman
    apa belum cukup nyaman tidur di bawah langit kawan
    kota ini milik kalian
    kecuali gedung-gedung tembok pagar besi itu; jangan!



    Gentong Kosong
    parit susut
    tanah kerontang
    langit mengkilau perak
    matahari menggosongkan pipi
    gentong kosong
    beras segelas cuma
    masak apa kita hari ini?
    pakis-pakis hijau
    bawang putih dan garam
    kepadamu kami berterimakasih
    atas jawabanmu
    pada sang lapar hari ini
    gentong kosong
    airmu kering
    ciduk jatuh bergelontang
    minum apa hari ini?
    sungai-sungai pinggir hutan
    yang menolong di panas terik
    dan kalian pucuk-pucuk muda daun pohon karet
    yang mendidih bersama ikan teri di panci
    jadilah tenaga hidup kami hari ini
    dengan iris-irisan ubi keladi
    yang digoreng dengan minyak
    persediaan terakhir kami
    gentong kosong
    botol kosong
    marilah bernyanyi
    merayakan hidup ini
    6 januari 97


    Kucing, Ikan Asin dan Aku
    seekor kucing kurus
    menggondol ikan asin
    laukku untuk siang ini
    aku meloncat
    kuraih pisau
    biar kubacok dia
    biar mampus!
    ia tak lari
    tapi mendongak
    menatapku
    tajam
    mendadak
    lunglai tanganku
    -aku melihat diriku sendiri
    lalu kami berbagi
    kuberi ia kepalanya
    (batal nyawa melayang)
    aku hidup
    ia hidup
    kami sama-sama makan
    14 oktober 1996


    Nonton Harga
    ayo keluar keliling kota
    tak perlu ongkos tak perlu biaya
    masuk toko perbelanjaan tingkat lima
    tak beli tak apa
    lihat-lihat saja
    kalau pingin durian
    apel-pisang-rambutan-anggur
    ayo..
    kita bisa mencium baunya
    mengumbar hidung cuma-cuma
    tak perlu ongkos tak perlu biaya
    di kota kita
    buah macam apa
    asal mana saja
    ada
    kalau pingin lihat orang cantik
    di kota kita banyak gedung bioskop
    kita bisa nonton posternya
    atau ke diskotik
    di depan pintu
    kau boleh mengumbar telinga cuma-cuma
    mendengarkan detak musik
    denting botol
    lengking dan tawa
    bisa juga kau nikmati
    aroma minyak wangi luar negeri
    cuma-cuma
    aromanya saja
    ayo..
    kita keliling kota
    hari ini ada peresmian hotel baru
    berbintang lima
    dibuka pejabat tinggi
    dihadiri artis-artis ternama ibukota
    lihat
    mobil para tamu berderet-deret
    satu kilometer panjangnya
    kota kita memang makin megah dan kaya
    tapi hari sudah malam
    ayo kita pulang
    ke rumah kontrakan
    sebelum kehabisan kendaraan
    ayo kita pulang
    ke rumah kontrakan
    tidur berderet-deret
    seperti ikan tangkapan
    siap dijual di pelelangan
    besok pagi
    kita ke pabrik
    kembali bekerja
    sarapan nasi bungkus
    ngutang
    seperti biasa
    18 november 96


    Derita Sudah Naik Seleher
    kaulempar aku dalam gelap
    hingga hidupku menjadi gelap
    kausiksa aku sangat keras
    hingga aku makin mengeras
    kau paksa aku terus menunduk
    tapi keputusan tambah tegak
    darah sudah kau teteskan
    dari bibirku
    luka sudah kau bilurkan
    ke sekujur tubuhku
    cahaya sudah kau rampas
    dari biji mataku
    derita sudah naik seleher
    kau
    menindas
    sampai
    di luar batas
    17 november 96


    Puisi Sikap
    maunya mulutmu bicara terus
    tapi telingamu tak mau mendengar
    maumu aku ini jadi pendengar terus
    bisu
    kamu memang punya tank
    tapi salah besar kamu
    kalau karena itu
    aku lantas manut
    andai benar
    ada kehidupan lagi nanti
    setelah kehidupan ini
    maka akan kuceritakan kepada semua mahkluk
    bahwa sepanjang umurku dulu
    telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku
    dan kuhabiskan hidupku
    untuk menentangmu
    hei penguasa zalim
    24 januari 97


    Hari Ini Aku Akan Bersiul-siul
    pada hari coblosan nanti
    aku akan masuk ke dapur
    akan kujumlah gelas dan sendokku
    apakah jumlahnya bertambah
    setelah pemilu bubar?
    pemilu oo.. pilu pilu
    bila hari coblosan tiba nanti
    aku tak akan pergi kemana-mana
    aku ingin di rumah saja
    mengisi jambangan
    atau mananak nasi
    pemilu oo.. pilu pilu
    nanti akan kuceritakan kepadamu
    apakah jadi penuh karung beras
    minyak tanah
    gula
    atau bumbu masak
    setelah suaramu dihitung
    dan pesta demokrasi dinyatakan selesai
    nanti akan kuceritakan kepadamu
    pemilu oo.. pilu pilu
    bila tiba harinya
    hari coblosan
    aku tak akan ikut berbondong-bondong
    ke tempat pemungutan suara
    aku tidak akan datang
    aku tidak akan menyerahkan suaraku
    aku tidak akan ikutan masuk
    ke dalam kotak suara itu
    pemilu oo.. pilu pilu
    aku akan bersiul-siul
    memproklamasikan kemerdekaanku
    aku akan mandi
    dan bernyanyi sekeras-kerasnya
    pemilu oo.. pilu pilu
    hari itu aku akan mengibarkan hakku
    tinggi tinggi
    akan kurayakan dengan nasi hangat
    sambel bawang dan ikan asin
    pemilu oo.. pilu pilu
    sambel bawang dan ikan asin
    10 november 96


    Merontokkan Pidato

    bermingu-minggu ratusan jam
    aku dipaksa
    akrab dengan sudut-sudut kamar
    lobang-lobang udara
    lalat semut dan kecoa
    tapi catatlah
    mereka gagal memaksaku
    aku tak akan mengakui kesalahanku
    karena berpikir merdeka bukanlah kesalahan
    bukan dosa bukan aib bukan cacat
    yang harus disembunyikan
    kubaca koran
    kucari apa yang tidak tertulis
    kutonton televisi
    kulihat apa yang tidak diperlihatkan
    kukibas-kibaskan pidatomu itu
    dalam kepalaku hingga rontok
    maka terang benderanglah
    :ucapan penguasa selalu dibenarkan
    laras senapan!
    tapi dengarlah
    aku tak akan minta ampun
    pada kemerdekaan ini
    11 september 96


    Puisi Menolak Patuh
    walau penguasa menyatakan keadaan darurat
    dan memberlakukan jam malam
    kegembiraanku tak akan berubah
    seperti kupu-kupu
    sayapnya tetap indah
    meski air kali keruh
    pertarungan para jendral
    tak ada sangkut pautnya
    dengan kebahagiaanku
    seperti cuaca yang kacau
    hujan angin kencang serta terik panas
    tidak akan mempersempit atau memperluas langit
    lapar tetap lapar
    tentara di jalan-jalan raya
    pidato kenegaraan atau siaran pemerintah
    tentang kenaikkan pendapatan rakyat
    tidak akan mengubah lapar
    dan terbitnya kata-kata dalam diriku
    tak bisa dicegah
    bagaimana kau akan membungkamku?
    penjara sekalipun
    tak bakal mampu
    mendidikku jadi patuh
    17 januari 97


    ---------------- TAMBAHAN ---------------


    KUBURAN PURWOLOYO

    disini terbaring
    mbok cip
    yang mati di rumah
    karena ke rumah sakit
    tak ada biaya
    di sini terbaring
    pak pin
    yang mati terkejut
    karena rumahnya digusur
    di tanah ini terkubur orang-orang yang
    sepanjang hidupnya memburuh
    terhisap dan menanggung hutang
    di sini
    gali-gali
    tukang becak
    orang-orang kampung
    yang berjasa dalam setiap pemilu
    terbaring
    dan keadilan masih saja hanya janji
    di sini kubaca kembali:
    sejarah kita belum berubah!

    jagalan, kalangan solo, 25 oktober 88



    CATATAN

    Gerimis menderas tengah malam ini
    dingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendi
    Dalam sunyi hati menggigit lagi
    Ingat
    saat pergi
    cuma pelukan
    dan pipi kiri kananmu
    kucium
    tak sempat mencium anak-anak
    Khawatir
    membangunkan tidurnya (terlalu nyenyak)
    Bertanya apa mereka saat terjaga
    Aku tak ada (seminggu sesudah itu
    sebulan sesudah itu
    Dan ternyata lebih panjang
    dari yang kalian harapkan!)

    Dada mengepal perasaan
    waktu itu
    cuma berbisik beberapa patah kata
    di depan pintu
    kau lepas aku
    meski matamu tak terima
    karena waktu sempit
    aku harus gesit
    genap setengah tahun aku pergi
    Aku masih bisa merasakan
    bergegasnya pukulan jantung
    dan langkahku
    karena penguasa fasis
    yang gelap mata

    Aku pasti pulang
    mungkin tengah malam dini
    mungkin subuh hari
    Pasti
    dan mungkin
    tapi jangan
    kautunggu
    Aku pasti pulang dan pergi lagi
    karena hak
    telah dikoyak-koyak
    tidak di kampus
    tidak di pabrik
    tidak di pengadilan
    bahkan rumah pun
    mereka masuki
    muka kita sudah diinjak!
    kalau kelak anak-anak bertanya mengapa
    dan aku jarang pulang
    katakan
    ayahmu tak ingin jadi pahlawan
    tapi dipaksa menjadi penjahat
    oleh penguasa
    yang sewenang-wenang
    kalau mereka bertanya
    "apa yang dicari?"
    jawab dan katakan
    dia pergi untuk merampok
    haknya
    yang dirampas dan dicuri.

    PENYAIR
    jika tak ada mesin ketik
    aku akan menulis dengan tangan
    jika tak ada tinta hitam
    aku akan menulis dengan arang
    jika tak ada kertas
    aku akan menulis pada dinding
    jika aku menulis dilarang
    aku akan menulis dengan
    tetes darah!
     

    sarang jagat teater 19 januari 1988


    Pesan sang Ibu
    Tatkala aku menyarungkan pedang
    Dan bersimpuh di atas pangkuanmu,
    Tertumpah rasa kerinduanku pada sang Ibu
    Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku, bergetarlah seluruh jiwa ragaku
    Musnahlah seluruh api semangat juangku
    Namun sang Ibu berkata” Anakku sayang, apabila kakimu sudah melangkah di tengah  padang, tancapkanlah kakimu dalam2 dan tetaplah terus bergumam sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa, gumam mengandung ribuan makna.”
    “Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan. Yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar yang nantinya akan mampu merobohkan isrtana yang penuh kepalsuan gedung-gedung yang dihuni kaum munafik”
    “Tatanan negeri ini sudah hancur Anakku”
    “Dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
    Mereja hanya bisa bersolek di depan kaca tapi membiarkannya punggungnya penuh noda dan penuh lendir hitan yang baunya kemana mana
    Mereka selalu menyemprot kemaluannya denang parfum luar negeri
    Di luar berbau wangi di dalam penuh dengan bakteri
    Dan hebatnya sang penguasa negeri ini pandai bermaniin akrobat
    Tubuhnya mampu dilipat-lipat yang akhirnya. pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat
    Anakku apabila pedang sudah dicabut janganlah surut janganlah bicara soal menang dan kalah, sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi, mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan,
    Keinginan hanyalah sebuah khayalan , yang akan melahirkan harta dan kekuasaan.
    Harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang di udara
    Anakku asahlah pedangmu, ajaklah mereka bertarung di tengah padang, lalu tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan mereka. Biarkan darah tertumpah di negeri ini”
    Satukan gumammu menjadi revolusi!!!



    BUKAN KATA BARU
    ada kata baru kapitalis, baru? Ah tidak, tidak
    sudah lama kita dihisap
    bukan kata baru, bukan
    kita dibayar murah
    sudah lama, sudah lama
    sudah lama kita saksikan
    buruh mogok dia telpon kodim, pangdam
    datang senjata sebataliyon
    kita dibungkam
    tapi tidak, tidak
    dia belum hilang kapitalis
    dia terus makan
    tetes ya tetes tetes keringat kita
    dia terus makan

    sekarang rasakan kembali jantung
    yang gelisah memukul-mukul marah
    karena darah dan otak jalan
    kapitalis
    dia hidup
    bahkan berhadap-hadapan
    kau aku buruh mereka kapitalis
    sama-sama hidup
    bertarung
    ya, bertarung
    sama-sama?
    tidak, tidak bisa
    kita tidak bisa bersama-sama
    sudah lama ya sejak mula
    kau aku tahu
    berapa harga lengan dan otot kau aku
    kau tahu berapa upahmu
    kau tahu
    jika mesin-mesin berhenti
    kau tahu berapa harga tenagamu
    mogoklah
    maka kau akan melihat
    dunia mereka
    jembatan ke dunia baru
    dunia baru ya dunia baru.
    -tebet 9/5/1992-


    Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa
    aku bukan artis pembuat berita
    tapi aku memang selalu kabar buruk buat
    penguasa
    puisiku bukan puisi
    tapi kata-kata gelap
    yang berkeringat dan berdesakan
    mencari jalan
    ia tak mati-mati
    meski bola mataku diganti
    ia tak mati-mati
    meski bercerai dengan rumah
    ditusuk-tusuk sepi
    ia tak mati-mati
    telah kubayar yang dia minta
    umur-tenaga-luka
    kata-kata itu selalu menagih
    padaku ia selalu berkata
    kau masih hidup
    aku memang masih utuh
    dan kata-kata belum binasa
    (Wiji Thukul.18 juni 1997)


    SEORANG BURUH MASUK TOKO
    masuk toko
    yang pertama kurasa adalah cahaya
    yang terang benderang
    tak seperti jalan-jalan sempit
    di kampungku yang gelap

    sorot mata para penjaga
    dan lampu-lampu yang mengitariku
    seperti sengaja hendak menunjukkan
    dari mana asalku

    aku melihat kakiku - jari-jarinya bergerak
    aku melihat sandal jepitku
    aku menoleh ke kiri ke kanan - bau-bau harum
    aku menatap betis-betis dan sepatu
    bulu tubuhku berdiri merasakan desir
    kipas angin
    yang berputar-putar halus lembut
    badanku makin mingkup
    aku melihat barang-barang yang dipajang
    aku menghitung-hitung
    aku menghitung upahku
    aku menghitung harga tenagaku
    yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
    aku melihat harga-harga kebutuhan
    di etalase
    aku melihat bayanganku
    makin letih
    dan terus diisap
    (10 september 1991)


    BUKAN DI MULUT POLITIKUS
    BUKAN DI MEJA SPSI

    berlima dari solo berkeretaapi kelas ekonomi murah
    tak dapat kursi melengkung tidur di kolong
    pas tepat di kepala kami bokong-bong
    kiri kanan telapak kaki tas sandal sepatu
    tak apa di pertemuan ketemu lagi kawan
    dari krawang-bandung-jakarta-jogya-tangerang
    buruh pabrik plastik, tekstil, kertas dan macam-macam
    datang dengan satu soal

    dari jakarta pulang tengah malam dapat bis rongsok
    pulang letih tak apa diri telah ditempa
    sepanjang jalan hujan kami jongkok tempat duduk
    nempel jendela
    bocor
    bocor
    sepanjang jalan tangan terus mengelapi
    agar pakeyan tak basah
    dingin
    dingin
    tapi tak apa
    diri telah ditempa
    kepala dan dada masih penuh nyanyi panas
    hari depan buruh di tangan kami sendiri
    bukan di mulut politikus
    bukan di meja spsi
    (solo 14 mei 1992)

    SATU MIMPI SATU BARISAN
    di lembang ada kawan sofyan
    jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
    karena mogok karena ingin perbaikan
    karena upah ya karena upah

    di ciroyom ada kawan sodiyah
    si lakinya terbaring di amben kontrakan
    buruh pabrik teh
    terbaring pucet dihantam tipes
    ya dihantam tipes
    juga ada neni
    kawan bariah
    bekas buruh pabrik kaos kaki
    kini jadi buruh di perusahaan lagi
    dia dipecat ya dia dipecat
    kesalahannya : karena menolak
    diperlakukan sewenang-wenang

    di cimahi ada kawan udin buruh sablon
    kemarin kami datang dia bilang
    umpama dironsen pasti nampak
    isi dadaku ini pasti rusak
    karena amoniak ya amoniak

    di cigugur ada kawan siti
    punya cerita harus lembur sampai pagi
    pulang lunglai lemes ngantuk letih
    membungkuk 24 jam
    ya 24 jam

    di majalaya ada kawan eman
    buruh pabrik handuk dulu
    kini luntang-lantung cari kerjaan
    bini hamil tiga bulan
    kesalahan : karena tak sudi
    terus diperah seperti sapi

    di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
    tak bisa dibungkam kodim
    tak bisa dibungkam popor senapan
    di mana-mana ada neni ada udin ada siti
    di mana-mana ada eman
    di bandung - solo - jakarta - tangerang
    tak bisa dibungkam kodim
    tak bisa dibungkam popor senapan
    satu mimpi
    satu barisan
    (Bandung 21 mei 1992)

    PERINGATAN
    Jika rakyat pergi
    ketika penguasa pidato
    kita harus hati-hati
    barangkali mereka putus asa
    kalau rakyat bersembunyi
    dan berbisik-bisik
    ketika membicarakan masalahnya sendiri
    penguasa harus waspada dan belajar mendengar
    bila rakyat berani mengeluh
    itu artinya sudah gawat
    dan bila omongan penguasa
    tidak boleh dibantah
    kebenaran pasti terancam
    apabila usul ditolak tanpa ditimbang
    suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
    dituduh subversif dan mengganggu keamanan
    maka hanya ada satu kata: lawan!

    MOMOK HIYONG
    momok hiyong si biang kerok
    paling jago bikin ricuh
    kalau situasi keruh
    jingkratjingkrat ia

    bikin kacau dia ahlinya
    akalnya bulus siasatnya ular
    kejamnya sebanding nero
    sefasis hitler sefeodal raja kethoprak

    luar biasa cerdasnya
    di luar batas culasnya

    demokrasi dijadikan bola mainan
    hak azazi ditafsir semau gue

    emas doyan hutan doyan
    kursi doyan nyawa doyan
    luar biasa

    tanah air digadaikan
    masa depan rakyat digelapkan
    dijadikan jaminan utang

    momok hiyong momok hiyong
    apakah ia abadi
    dan tak bisa mati?

    momok hiyong momok hiyong berapa ember lagi
    darah yang ingin kau minum?
    (30 september 96) 


    (1)

    Para jendral marah-marah


    Pagi itu kemarahannya disiarkan oleh televisi. Tapi aku tidur. Istriku yang menonton. Istriku kaget. Sebab seorang letnan jendral menyeret-nyeret namaku. Dengan tergopoh-gopoh selimutku ditarik-tariknya, Dengan mata masih lengket aku bertanya: mengapa? Hanya beberapa patah kata ke luar dari mulutnya: ”Namamu di televisi .....” Kalimat itu terus dia ulang seperti otomatis.

    Aku tidur lagi dan ketika bangun wajah jendral itu sudah lenyap dari televisi. Karena acara sudah diganti.

    Aku lalu mandi. Aku hanya ganti baju. Celananya tidak. Aku memang lebih sering ganti baju ketimbang celana.

    Setelah menjemur handuk aku ke dapur. Seperti biasa mertuaku yang setahun lalu ditinggal mati suaminya itu, telah meletakkan gelas berisi teh manis. Seperti biasanya ia meletakkan di sudut meja kayu panjang itu, dalam posisi yang gampang diambil.

    Istriku sudah mandi pula. Ketika berpapasan denganku kembali kalimat itu meluncur. ”Namamu di televisi....” ternyata istriku jauh lebih cepat mengendus bagaimana kekejaman kemanusiaan itu dari pada aku.


    (2)

    aku diburu pemerintahku sendiri
    layaknya aku ini
 penderita penyakit berbahaya

    aku sekarang buron

    tapi jadi buron pemerintah yang lalim
    bukanlah cacat

    pun seandainya aku dijebloskan

    ke dalam penjaranya

    aku sekarang terlentang
    di belakang bak truk
    yang melaju kencang
    berbantal tas
    dan punggung tangan

    kuhisap dalam-dalam
    segarnya udara malam
    langit amat jernih

    oleh jutaan bintang

    sungguh

    baru malam ini

    begitu merdeka paru-paruku

    malam sangat jernih

    sejernih pikiranku

    walau penguasa hendak mengeruhkan
    tapi siapa mampu mengusik
    ketenangan bintang-bintang?


    (3)

    Buat L.Ch & A.B.


    darahku mengalir hangat lagi
    setelah puluhan jam
    sendi-sendi tulangku beku
    
kurang gerak

    badanku panas lagi

    setelah nasi sepiring

    sambel kecap dan telur goreng
    
tandas bersama tegukan air
    
dari bibir gelas keramik yang kau ulurkan dengan senyum manismu

    kebisuan berhari-hari
    kita pecahkan pagi itu
    dengan salam tangan
    pertanyaan

    dan kabar-kabar hangat

    pagi itu
    
budimu menjadi api

    tapi aku harus pergi lagi
    mungkin tahun depan
    atau entah kapan
    
akan kuketuk lagi
    daun pintumu
    bukan sebagai buron


    (4)

    Kado untuk Pengantin Baru


    pengantin baru

    ini ada kado untukmu
    seorang penyair
    
yang diburu-buru

    maaf aku mengganggu

    malam bulan madumu

    aku minta kamar satu

    untuk membaringkan badanku

    pengantin baru

    ini datang lagi tamu
    seorang penyair

    yang dikejar-kejar serdadu

    memang tak ada kenikmatan
    
di negri tanpa kemerdekaan
    selamanya tak akan ada kemerdekaan
    jika berbeda pendapat menjadi hantu

    pengantin baru

    ini ada kado untukmu

    seorang penyair yang dikejar-kejar serdadu


    (5)

    kuterima kabar dari kampung
    
rumahku kalian geledah

    buku-bukuku kalian jarah
    
tapi aku ucapkan banyak terima kasih
    karena kalian telah memperkenalkan sendiri
    pada anak-anakku
    kalian telah mengajari anak-anakku
    membentuk makna kata penindasan
    sejak dini

    ini tak diajarkan di sekolahan

    tapi rejim sekarang ini
    memperkenalkan kepada semua kita
    setiap hari di mana-mana
    sambil nenteng-nenteng senapan

    kekejaman kalian
    adalah buku pelajaran
    yang tak pernah ditulis!


    (6)

    Wani,


    bapakmu harus pergi

    kalau teman-temanmu tanya
    kenapa bapakmu dicari-cari polisi
    jawab saja:
    ”karena bapakku orang berani”

    kalau nanti ibu didatangi polisi lagi
    menangislah sekuatmu

    biar tetangga kanan kiri datang
    dan mengira ada pencuri
    masuk rumah kita


    (7)

    Pepatah Buron


    penindasan adalah guru paling jujur
    bagi yang mengalami

    lihatlah tindakan penguasa
    bukan retorika bukan pidatonya

    kawan sejati adalah kawan yang masih berani
    tertawa bersama
    
walau dalam kepungan bahaya


    (8)

    kekuasaan yang sewenang-wenang
    membuat rakyat selalu berjaga-jaga
    dan tak bisa tidur tenang

    sampai mereka sendiri lupa
    batas usianya tiba

    dan dalam diamnya
    
rakyat ternyata bekerja
    menyiapkan liang kuburnya

    lalu mereka bersorak

    ini kami siapkan untukmu tiran!
    
penguasa yang lalim

    ketika mati tak ditangisi rakyatnya
    
sungguh memilukan

    kematian yang disyukuri dengan tepuk tangan


    (9)

    ujung rambut ujung kuku
    gendang telinga

    dan selaput bola mataku
    tidak mungkin lupakan kamu

    bilur di punggung
    nyeri di tulang berhari-hari

    darah di helai rambut ujung kuku
    dendang telinga

    dan selaput bola mataku

    telah mengotori namamu

    nyeri di tulang
    berhari-hari

    bilur di punggung
    karena sabetan

    telah mencoreng namamu

    kau tak kan bisa mencuci namamu
    sekalipun 1000 mobil pemadam kebakaran
    kau kerahkan

    kau tak kan bisa mencuci tanganmu
    sekalipun 1000 pengeras suara
    melipatgandakan pidatomu
    
suara rakyat adalah suara Tuhan

    dan kalian tak bisa membungkam Tuhan
    sekalipun kalian memiliki 1.000.000 gudang peluru


    (10)

    Jakarta simpang siur
    ormas-ormas tiarap

    tiap dengar berita

    pasti ada aktivis ditangkap

    telepon-telepon disadap
    koran-koran disumbat
    
rakyat was-was dan pengap
    diam-diam orang cari informasi
    dari radio luar negeri

    jangan percaya

    pada berita mass media cetak

    dan elektronika asing!

    Penguasa berteriak-teriak setiap hari
    Nasionalismenya mirip Nazi


    (11)

    berhari-hari – ratusan jam – ratusan kilometer – puluhan kota – bis – colt – truk – angkutan – asap rokok – uap sampah – tengik wc – knalpot terminal – embun subuh – baca koran – omongan penguasa – nonton tivi – omongan penipu – presiden marah-marah – jendral-jendral marah-marah – intelektual bayaran ikut-ikutan – sekretariat organisasi aktivis diobrak-abrik – penculikan – penggrebegan – pengejaran – pembenaran dibikin kemudian – semua benar karena semua diam

    (12)

    apa penguasa kira

    rakyat hidup di hari ini saja

    apa penguasa kira

    ingatan bisa dikubur

    dan dibendung dengan moncong tank

    apa penguasa kira

    selamanya ia berkuasa
    
tidak!

    tuntutan kita akan lebih panjang umur
    ketimbang usia penguasa

    derita rakyat selalu lebih tua
    walau penguasa baru naik
    mengganti penguasa lama

    umur derita rakyat

    panjangnya sepanjang umur peradaban

    umur penguasa mana
    
pernah melebihi tuanya umur batu akik
    yang dimuntahkan ledakan gunung berapi?

    ingatan rakyat serupa bangunan candi
    kekejaman penguasa setiap jaman
    terbaca di setiap sudut dan sisi

    yang menjulang tinggi


    (13)

    ketika datang malam
    aku menjadi gelap
    ketika pagi datang
    aku menjadi terang

    aku rakyatmu

    hidup di delapan penjuru

    kau tak bisa menangkapku
    karena kau tak mengenalku

    kau tak bisa mendengarkan aku
    karena kau terus berbicara
    berbicara dan berbicara

    dengan mulut senapan

    pembantaian- pembantaian
    dan pembantaian
    mayat-mayat bergelimpangan
    mayat-mayat disembunyikan

    kau tak bisa menguburkan aku
    
kau tak bisa menyembuhkan lukaku
    karena kau tak kenal aku

    karena kau terus berbicara
    
berbicara dan berbicara

    dengan tembakan dan ancaman

    dan penjara


    (14)

    habis cemasku
    
kau gilas
    
habis takutku
    
kau tindas
    
kini padaku tinggal
    tenaga mendidih!

    segala telah kau rampas
    kau paksa aku tetap bodoh
    miskin dan nelan ampas

    kini padaku tinggal tenaga
    mengepal-ngepal

    di jalan-jalan

    habis cemasku

    kau gilas
    
habis takutku

    kau tindas

    aku masih tetap waras!


    (15)

    ayo kita tebakan!

    dia raja

    tapi tanpa mahkota

    punya pabrik punya istana
    coba tebak siapa dia?

    dia adalah aku!

    dia kaya
    
keluarganya punya saham di mana-mana
    tapi negaranya rangking tiga
    paling korup di dunia
    coba tebak siapa dia?
    dia adalah aku!

    dia tua

    tapi ingin tetap berkuasa
    
tak boleh ada calon lain
    
selain dia
    
kalau marah
    
mengarahkan angkatan bersenjata

    rakyat kecil yang tak bersalah ditembak jidatnya
    coba tebak siapa dia?

    dia adalah aku!

    dia sakti
    
tapi pasti mati

    meski seakan tak bisa mati
    coba tebak siapa dia?
    
dia adalah aku!

    siapa aku?
    
aku adalah diktator

    yang tak bisa tidur nyenyak!


    (16)

    hujan malam ini turun
    untuk melindungiku

    intel-intel yang bergaji kecil
    pasti jengkel dengan yang memerintahmu

    hujan malam ini turun
    untuk melindungiku

    agar aku bisa istirahat
    agar tenagaku pulih
    setelah berhari-hari lelah
    agar aku tetap segar
    dan menang

    hujan malam ini turun
    untuk melindungiku

    bunyi kodok dan desir angin
    membikin pelupuk mataku membesar
    aku ngantuk dan ingin tidur
    
biarlah para serdadu di ibukota
    berjaga-jaga dengan senapan M-16nya

    biarlah penguasa sibuk sendiri
    dengan ketakutannya

    karena telah mereka taruh sendiri
    bom waktu di mana-mana

    mereka menciptakan musuh
    dan menembaknya sendiri

    mereka menciptakan kerusuhan
    demi mengamankannya sendiri

    hujan malam ini turun
    untuk melindungiku

    malam yang gelap ini untukku
    malam yang gelap ini selimutku

    selamat tidur tanah airku
    selamat tidur anak-istriku
    saatnya akan tiba
akan tiba
    bagi merdeka
    untuk semua


    (17)

    bernafas panjanglah
    jangan ditelan kalut
    bernafas panjanglah
    jangan dimakan takut
    bernafas panjanglah
    jangan berlarut-larut
    bernafas panjanglah
    jangan surut

    bernafas panjanglah
    walau gelap
    bernafas panjanglah
    walau pengap

    bernafas panjanglah kau, bernafas panjanglah para korban
    bernafas panjanglah aku

    bernafas panjanglah kalian
    
bernafas panjanglah semua

    bernafas panjanglah

    melihat tank-tank dikerahkan
    bernafas panjanglah

    melihat tentara mondar-mandir
    berselendang M-16

    bernafas panjanglah

    mendengar para aktivis ditangkapi
    bernafas panjanglah

    para kambing hitam yang diadili

    bernafas panjanglah
    dengan pemutar-balikan ini

    mereka ingin sejarah dibaca bersih
    bagaimana mungkin

    jika mereka menulis dengan sobekan daging
    laras senapan
    
dan kubangan darah

    baca kembali semuanya
    dan bernafas panjanglah

    bernafas panjanglah akal
    bernafas panjanglah hati
    bangun
dan bernafas panjanglah!


    (18)

    di ruang ini yang bernafas cuma aku
    cecak dan serangga

    air menetes rutin dari kran ke bak mandi
    semakin dekat aku dengan detak jantungku

    dingin ubin, lubang kunci, pintu tertutup, kurang cahaya
    kini bagian hidupku sehari-hari

    di sini bergema puisi
di antara garis lurus tembok
    lengkung meja kursi
dan rumah sepi

    puisi yang ditajamkan
    pukulan dan aniaya
    tangan besi penguasa


    (19)

    bulan agustus sudah tiba

    penduduk ramai-ramai pasang bendera

    tapi aku hanya lihat yang di seberang rumah saja
    kuintip dari lubang kunci

    sebab aku dikejar-kejar penguasa

    sudah puluhan hari aku tak melihat angkasa
    kehidupan di sekelilingku kusimak

    dari datak-deru dan tawanya

    aku tak bisa lihat wujud dan wajahnya

    aku ditahan bukan dipenjara
    aku disel bukan dibui

    sebab kehidupan sehari-hari
    adalah penjara nyata rakyat negeri ini


    (20)

    sebuah bank

    memasang iklan

    ukuran setengah halaman koran, teriaknya: Dirgahayu Republik Indonesia 51 th

    dengan huruf kapital

    iklan itu juga memekik-mekik: MERDEKA MERDEKA MERDEKA

    sementara itu ratusan aktivis

    di daerah dan di ibukota ditangkapi

    sebuah iklan

    ukuran setengah halaman koran

    menggusur kenyataan yang sewenang-wenang
    yang seharusnya diberitakan

    MERDEKA MERDEKA MERDEKA
    siapa yang merdeka?


    (21)

    di atas rumah ada burung
    ku tahu dari kicaunya

    di luar rumah ada orang
    kutangkap lagi dari cakap
    dan langkah kakinya

    ini rumah biasa

    tak beda penjara
ta

    di pagi kubaca di koran

    kabar penangkapan-penangkapan

    tapi sore ini

    ku dengar di jalan

    orang latihan baris-berbaris

    untuk merayakan hari kemerdekaan


    (22)

    Bagi Siapa Kalian Memetik Panenan


    pagi dingin

    udara masih mengandung embun
    bukit-bukit di kejauhan
    
disaput arak-arakan halimun

    matahari terbit
    
sempurna bulat merah setampah di langit
    batang-batang pohon besar dan cabang-cabangnya
    seperti ratusan penari

    yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi
    kususuri keheningan ini

    sendiri

    jilatan matahari
    segarnya udara pagi

    alangkah indah negri ini

    andai lepas dari masa ganas tirani


    (23)

    nonstop 24 jam

    yang berkuasa di sini
    adalah cahaya

    saban pagi ia membuat garis-garis lurus
    di sekitar jendela

    gambar motif gorden tampak jelas
    coklat hitam dan putihnya

    lalu pada sore hari
    ia mengubah warna langit-langit
    sudut-sudut tembok
    
bidang ubin dan susunan benda-benda
    yang ada di dalamnya

    dan bila malam tiba

    telapak kakiku diberinya mata
    demikian pula punggung tangan
    dan jari-jarinya

    saat aku terbaring
    serasa yang ada
    cuma desir angin
    detak jantung
    tulang-tulang
    dan hembusan nafasku saja

    tapi aku harus pergi

    dari kesunyian ini

    sebelum penguasa merenggut
    aku dan damai ini





    Baca Juga: 
    Bookmark and Share