Sobat, hari ini kau akhiri masa lajangmu,
ingin rasanya ku bisa hadir di hari bahagiamu
namun ruang dan waktu memisahkan kita saat ini,
maaf sobat, hanya selembar surat dan beberapa patah kata,
pengobat rindu, kenangan muda kita dulu
Oh ya, satu pesanku,
Kelak ketika hadir buah hatimu,
Jangan didik anak laki-laki mu
Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan
Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan
Jangan larang anak laki-laki mu jika ia menangis
Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng
Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya
Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah
Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya
Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya
Jangan didik anak perempuanmu…
Bagaimana menjadi cantik
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya
Jangan larang anak perempuanmu…
Jika ia ingin melompat, berlari, dan memanjat
Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda kecil di rumah
Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang
Karena jiwanya ingin bebas jadi dirinya sendiri
Dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan
Kau kekang, bonsai dan rusak sejak dini
Isilah rumahmu…
Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan
Bukan dengan harta, kecantikan, gelar, dan kekuasaan
Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan
Keindahan menikmati mentari pagi
Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir
Kemesraan seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga
Dan merdunya suara tetes-tetes hujan
Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan…
Pancarkan terus rasa ingin tahunya,
Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca
Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku
Jika kau ingin anakmu penuh kasih…
Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama
Karena kata-kata tak akan mampu membuatnya mengasihi
Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu
Karna untuk anakmu…
Engkau adalah teladan yang utama
Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat
Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan…
dari sobat kecilmu,
sang penunggang gelombang
0 comments:
Posting Komentar