- Puisi Pat Gulipat
- Siapa Hendak Gugat
- Bola
- Mati Sia-Sia
- Ada Neraka Di Televisi
- Sangalas Sangalima
- Puisi Tanpa Minyak Wangi
- Sepak Bola Liga Kuning
- Preman Dan Mimpinya
- Andai-Andai Naik Kelas
- Menuju Terminal Kematian
- Rindu Demokrasi
- Beda Pendapat
PUISI PAT GULIPAT
pat pat pat gulipat
malam jumat main jimat
gadis manis hendak kupikat
randha ompong malah terjerat
dengarkan
aku punya jampi-jampi
bisa bikin kaya tanpa korupsi
caranya
para pinter jangan keblinger
para bodoh jangan ceroboh
sebab
sepandai-pandai bajing meloncat
bajingan lebih pandai melompat
orang-orang di seberang sana
menyembelih rembulan
untuk pesta nanti malam
pesta tanpa resepsi
menggelar aneka hiburan
ada dansa ca...ca...ca...
ada joget tra...la...la...la
paling menarik mainan srikat-srikut
yang berpangkat siap menyikat
yang takut mesti disikut
ada pula dolanan gobak sodor
perempuan menggobak laki-laki
laki-laki menyodor perempuan
perempuan laki-laki
saling gobak saling sodor
hong wilaheng...hong wilaheng
sapi dianggap banteng
bila mami nyeleweng
papi juga dhegleng
anaknya diseruduk celeng
anak-anak tanpa benih kasih
hasil perkawinan ala gobak sodor
mereka malas pergi sekolah
di kelas tak ada narkotika
buku pelajaran penuh hafalan
dan gambar para pahlawan
ilmu berhitung
menambah bingung
para guru kian murung
menghitung gaji yang buntung
pat pat pat gulipat
malam jumat main jimat
dunia nyaris kiamat
biar hidup tak kuwalat sebar zakat
rajin tirakat
dijamin selamat
donya akherat
SIAPA HENDAK GUGAT
mata pejam
mulut bungkam
hati beku
lidah kelu
angin malas bertiup ranting rapuh takut jatuh
siapa hendak gugat ?
tatkala pengadilan melepas durjana sebab tak satu pun punya nyali untuk beri kesaksian
pula engkau sang pujangga
solo, 1994
BOLA
(nostalgia pada TT)
engkaukah wanitaku
lincah dan gesit bagai bola
menggelinding berlari
di lapangan hati
kudepak dari lini tengah
wasit acungkan kartu kuning
engkaukah wanitaku
lincah dan gesit bagai bola
menggoda kaki-kaki sukma
bermain di tanah basah becek
sungguh sulit menguasaimu
hingga datang turun minum
engkau kian binal dan nakal
makin licin semisal belut
pada babak kedua
adakah tendangan pinalti
mengkoyak-koyak gawang jiwa
engkaukah wanitaku
lincah dan gesit bagai bola
gol belum tercetak
peluit panjang tak jua datang
kuasakan perang antar suporter
hentikan permainan asmara
solo, 1994
MATI SIA-SIA
kemarin
penyair mati tertimpa rembulan
hari ini
penyair mati ditelan hutan
esok
penyair mati diterkam ombak
apa yang kalian cari
wahai para pengrajin kata
mati tertindih mimpi sia-sia
tak ada kemunafikan di atas langit
tak ada perselingkuhan di tengah rimba
tak ada ketimpangan di lepas laut
solo, 1994
ADA NERAKA DI TELEVISI
sorga tak punya jendela
kita tak tahu apa isinya
tapi kita punya televisi
yang menayangkan isi neraka
solo. 1994
SANGALAS SANGALIMA
Anemahi jaman edan
wong edan padha dum-duman
kang eling diwaspadani
Wus genah kersaning Allah
sak edan-edane wong kaliren
luwih edan wong kuwaregen
1995
PUISI TANPA MINYAK WANGI
Ada puisi tercecer di laci
bau tahi sapi
Siapa penyairnya?
Jangan dikunyah
puisi beracun kayak roti marie
Jangan direnung
puisi tanpa minyak wangi
menyulut anarki
Ada puisi tercecer di laci
bau tahi sapi
Panggil polisi
biar digebuki
Pasti mengaku
siapa penyairnya
solo, 1994
SEPAKBOLA LIGA KUNING
Indonesia. 1995
PREMAN DAN MIMPINYA
lahir kala matahari terbelah lima
hasil kawin silang antara wayang dan ketoprak
nongol lewat rahim Batari Durga
berkan kejantanan Menakjingga
Supreman namanya
sebut saja Preman
jangan sekali-kali memanggil Su !
Menjadi perampok adalah pilihan hidup
ketika durjana disembah bagai berhala
Preman pewaris bangsa perkasa
kakek moyang Badranaya
nenek moyang Putri Shima
pakde moyang Dasamuka
bibi moyang Ken Dedes
paman moyang Baladewa
tante moyang Halo Kalinyamat
Mimpi menjadi presiden
memang cita-cita sejak belia
- Oih
Akulah Preman
merapat dermaga bersama ombak dan badai
dikawal selusin pemabuk dan seribu kupu-kupu
Pelabuhan sejarah hatinya resah
bumi gundah langit gelisah
Masa depan telah berlangsung kemarin
hari ini tak mampu membunuh masa lalu
- Akulah Preman
anak cucu Kiageng Sela
setengah abad mengembara di laut lepas
Kembali ke kampung halaman
menjadi pemimpin di tanah leluhur
melanjutkan jejak Ken Arok
benggol maling merebut tahta Tunggul Ametung
Betapa menyenangkan brandalan jadi raja
bayangkan bila penyair menjadi presiden
rakyat kelaparan dijejali puisi
bila serdadu menjadi ratu
rakyat diberi sepatu dan peluru
Kebanggaan penyair ketika menjadi pujangga
kebanggaan tentara ketika menjadi senapati
Ini bukan bagian dari mimpi
sebuah kenyataan tak bisa dipungkiri
senapan sejarah telah menyalak
tiga butir pelor menghantam
tepat pada nasibnya
Tubuh terkapar di atas trotoar
impian tumbang bersimbah darah
Preman telah anumerta
terkubur bersama angan-angan
tapi bajingan belum mati
sebagai raja pada lakon sehari-hari
siap membunuh mimpi-mimpi
di negeri yang selalu curiga
solo. 1995
ANDAI-ANDAI NAIK KELAS
Emak, ketika pesta panen tiba bulan depan
kala saatnya guru membagikan rapor kenaikan kelas
jangan sambat pada dukun untuk menghapus warna merah prestasi tak bisa digapai lewat sesaji dan jampi-jampi
Emak, andai naik kelas dengan ranking pertama
belikan sepatu yang bisa menyala seperti anak-anak kota dengan memakai sepatu berlampu akan menjadi semakin jelas siapa yang harus ditendang dan siapa yang diinjak-injak
Emak, di kelas enam ada guru yang galak bukan kepalang
pada hal nama guru itu diambil dari kitab suci
pernah ada oknum murid yang ditempeleng gundulnya
karena tak bisa menjawab pertanyaan di kelas
ditanya siapa presiden Israel dijawab Liem Sioe Liong
yang benar kan Edy Tanzil !
pernah pula penghapus melayang ke jidat temanku
karena lebih banyak mengenal tabiat Menteri Penerangan namun tak mengetahui siapa nama Menteri Pendidikan
Emak, bila rapor bebas angka merah
kelak aku lebih suka menjadi petani
menggarap sawah di tanah entah milik siapa
bila ada tiga nilai merah ku hendak jadi wartawan
yang mengetahui segala hal namun tak tahu nasib sendiri
bila ada lima nilai merah ku hendak jadi tentara
sebagai tentara sungguh seperti anak balita
potong rambut dan nonton bioskup bayar setengah harga bahkan perwira yang paling sial pun bisa menjadi walikota bila seluruh angka rapor merah membara
tak perlu lagi sistem pendidikan diteruskan
sebab hanya akan melahirkan anak-anak metal
yang gagal menjadi generasi pembayar hutang masa depan
Emak, hama wereng datang menyerang
paceklik menghadang pesta panen batal dilaksanakan
maka rapor kenaikan kelas tak juga disampaikan
anak didik makin gelisah di ruang kelas yang sumpek
dan lembab bagai pasar sayur mayur
murid-murid bertumpuk seperti cabe rawit, kol gepeng, wortel tanpa daun, lombok keriting dan bayam ikatan dilempar ke pasar induk dengan harga menyedihkan
Emaaaaak……"
1995
MENUJU TERMINAL KEMATIAN
kenapa perjalanan terasa melelahkan
terminal kematian tinggal sejengkal
kala kehidupan singgah di halte terakhir
anakanak asongan di balik jendela buram
menjaja buku porno, primbon dan kitab suci
"bekal menuju akherat" teriak mereka
halte terakhir terlewat sudah
kondektur menghampiri tiap penumpang
mengutip amal sebagai tiket perjalanan
ada pendeta mulut komatkamit
ada ulama memilin butir tasbih
mengeja berapa amal terkumpulkan
seorang pencopet tangannya gerayangan
menjarah amal koruptor yang duduk disebelahnya
sejengkal menuju terminal kematian
adakah tersisa waktu buat menghitung dosa
kehidupan bukanlah sandiwara mimbar agama
yang mempertontonkan insyaf dan tobat
pada adagen penghabisan
solo, 1995
RINDU DEMOKRASI
segelas susu dengan telor plus madu
tidak pula demokrasi menjadi sehat
kecuali membiarkan kucingkucing liar
mencakar sampah sampah pertokoan kota
atau membebaskan para buruh mencoret
dinding pabrik tentang upah yang rendah
dan anak anak negeri melampiaskan gelisah
di tembok tembok batas cakrawala
adalah penindasan :
saat dibungkam gonggong anjing
ketika peronda menghardik durjana
solo, 1995
Beda Pendapat
Meoong…
Itu suara kambing
petok.. .petok
itu suara lembu
kaeing... ..kaeing.. ...kaeing
itu suara mahasiswa
kwek... kwek.. .kwek... kwek.. .kwek.. .kwek.. .kwek kwek... kwek.. .kwek... kwek.. .kwek... kwek... kwek kwek.. .kwek.. .kwek... kwek.. .kwek. ..kwek.. .kwek
kwekkwekkwekkwekkwekkwekkwek
apakah itu suara dpr ?
Gojek Joko Santoso yang lahir pada 10 -5 -1960 dan meninggal sesaat sebelum genta reformasi membakar Solo. Tepatnya 6-2-1998.
Semasa hidupnya, almarhum mengabdikan diri di Suara Merdeka dengan liputan budaya.
Buku kumpulan puisi yang pernah diterbitkan:
- CERMIN BURAM
- KUDA LUMPING
(mungkin juga masih ada yang lain)
(sori, cuman ini info yang berhasil gw dapet hasil googleng dg keyword "gojek js")
- terus terang gw muat kumpulan puisi gojek js tanpa seijin keluarga gojek js, tanpa maksud jelek ataupun komersil. (gw ketik semaleman dari buku kumpulan puisi cermin buram, (pengen juga sih nambahin dari buku kuda lumping, tapi buku yang satu ini telah hilang entah kemana)
- sampai saat artikel ini dimuat (april 2010) sangat susah sekali menemukan hal yang berkaitan dengan nama gojek js, apalagi karya-karyanya. (bahkan google-pun tidak sanggup menemukan keberadaanya)
- gw hanya g' rela karya2-nya hilang musnah begitu saja (seperti halnya keberadaan gojek js sendiri yg masih menjadi misteri)
- gw hanya ingin karya-karyanya dan perjuangan gojek js bisa dibaca dan diteruskan oleh generasi selanjutnya,
- gw hanya ingin, bahwa generasi yang akan datang tahu bahwa di jaman orde baru pernah lahir dari kota solo penyair-penyair "nekad" seperti mereka (gojek js & wiji thukul)
NB:
Baca Juga:
- ► Kumpulan Puisi Gojek JS
- ► Wiji Thukul dan Sebutir Peluru
- ► Aku ingin jadi peluru
- ► Sutardji Calzoum Bachri
- ► Kumpulan Puisi Sutardji Calzoum Bachri
- ► Kumpulan Puisi ToTo ST Radik
- ► Kumpulan Puisi Rendra
- ► Kumpulan Puisi Emha Ainun Nadjib
- ► Kumpulan puisi Chairil Anwar
- ► Biografi Chairil Anwar (1922 – 1949)
0 comments:
Posting Komentar