Dengan sampan kecil aku coba mengarungi lautan,
mengharap belas kasihan angin agar sampanku tetap melaju kedepan.
Coba taklukan rasa takut, walau cemas mencengkram.
Teriakan burung- burung laut, entah ejekan atas ketidak berdayaanku
atau lengkingan pemberi semangat atas kenekatan hatiku.
Sampan kecil jiwaku...
tanpa bekal yang cukup aku coba mencari pelabuhan entah dimana...
mamechang at 15/03/05 11:20 PM
sering aku bercerita tentang betapa mengasikkan ketika berada ditengah laut,
menjelajahi hutan atau keluar masuk kampung- kampung kumuh.
sebagian teman ku bertanya apa yang aku cari...
aku jawab tidak aku cari apa-apa,
tapi aku selalu menemukan.
aku temukan keramahan dengan ketulusan,
aku temukan kekuatan tanpa kesombongan,
aku temukan wajah-wajah lelah namun tetap tersenyum,
aku temukan kesedihan namun bukan untuk meminta belas kasihan,
aku bertemu guru yang tidak mengurui....
mamechang at 16/03/05 2:01 AM
Siang itu di perkampungan nelayan muara baru cilincing jakarta utara.
Udara begitu panas, padahal bulan ini oktober yang seharusnya banyak hujan.
Pengab, panas dan bau amis....begitu yang kami temui setiap hari...
tapi inilah rumah kami.
Rumah kami yang sempit dan berhimpitan namun berhalaman maha luas
karena halaman kami adalah lautan.
halaman tempat kami bermain menghabiskan waktu,
tempat kami belajar mengenal laut
sebelum kami mengarunginya.
mamechang at 17/03/05 3:15 AM
pernah kita jalan beriringan
tapi kita tak sampai tujuan
ternyata jalan kita bukan jalan yang sama
sampai akhirnya kita putuskan melepas gengaman tangan kita
kenangan manis dijalan yang kita lalui
bagai mimpi yang tak mungkin terulangi
walau ada kepedihan untuk sebuah perpisahan
tetapi aku berharap semua ini adalah suatu awal kebaikan
biarlah hanya waktu
untuk menjawab semua pertanyaanku
biarkan takdir
menentukan sesuatu yang akhir...
mamechang at 04/04/05 5:35 AM
Menambal Senja
beberapa hari aku lihat senja begitu suram,
seakan matahari terburu-buru untuk pulang,
tanpa sempat meninggalkan kesan dengan warna jingganya.
untung masih aku simpan secarik senja yang semestinya ku berikan buat kamu,
tapi tak apalah biar kujahit secarik senja ini di ufuk barat sana,
biar semua orang bisa menikmati...
toh kamu pun bisa tetap menikmati nya pula, kalau mau!...
mamechang at 08/04/05 11:54 AM
ucapan terbuka
Ketika rantai telah ditambatkan,
bahterapun akan kau labuhkan,
bagai kuda-kuda yang terikat pedati
Larimu tak akan kencang lagi
walau punggungmu dilecut cemeti
Maaf atas ketidakhadiranku di hari bahagiamu. bukan berat kaki melangkah, bukan pula aku berhati gundah.pikirku tak hadirku tak akan mengurangi bahagiamu
mamechang at 26/04/05 8:27 AM
Apa yang membuatmu pagi ini bertandang ke tempatku?
Yang jelas bukan lah rindu...
Tak perlu sumringah di depanku
Tak usah senyum ramah kau laburkan di wajahmu
Kakiku langkah terseok...
Harga diri yang terseret-seret...
mamechang at 11/05/05 2:01 AM
Perahu kayu lapuk tetap kucoba untuk melaju, sementara tangan ku kian sibuk mendayung menyibak ombak . Bocor dilambung perahu kini kian lebar bagai borok yang terus meradang , ribuan ikan-ikan teri mengkerikiti seakan berharap aku tenggelam dan menggagalkan mengetahui rahasia yang ingin aku ketahui di tengah samudra sana.
Tak ingin aku berdamai dengan penghalang-penghalangku, sebab hanya melemahkan usahaku.
Andai aku tidak berhasil aku lebih suka terkubur di dasar lautan dan dilupakan.
30 tahun sudah perjalanan perahu lapuk ini, makin terlihat kelapukannya tapi semakin terbiasa menembus ombak, walau belum aku temukan apa yang ku cari di samudra luas ini tapi ku coba artikan setiap gelombang yang terlewati, berharap itu sebuah pesan.
Pagi ini setelah badai semalam, laut cerah dengan tarian tarian kecil ombak menyiratkan ku untuk melaju lebih cepat menuju mentari yang baru saja terbit . Walau tak ada kicau merdu burung pagi atau tetesan embun segar, hanya keheningan yang terciptakan.
Aku berdoa kepada Pencipta laut agar tak datangkan badai untuk ku, berpesan pada-Nya agar angin memihak ku.
Setelah terampasnya kebebasan lalu kau ciptakan kebisingan di sekitarku tetap lah sepi terasa dihati, kini aku kumpulkan kembali kebebasan itu kemudian aku leburkan diri ini dalam keheningan yang tidak bisu.
Dalam kegelapan malam samudra terlihat kerlipan mengundang banyak pelabuhan, memanggil dengan keramahan semu, keramaian sepi kemudian mencoba menggairahkan cinta tetapi sesungguhnya hanya nafsu. Memang kadang tak mampu aku berpaling dari keindahan pelabuhan-pelabuhan itu, beruntung menara suar Mu slalu mengingatkan arahku yang sebenarnya.
Perahu lapuk yang kini tak bertambat, hanya berjalan mengikuti arus hatinya hingga suatu saat ada pelabuhan yang menerima keadaan apa adanya, disana lah mungkin aku turunkan sauh dan ikatkan tambang penambat.
mamechang at 16/05/05 2:12 AM
Cerite dari tetangge sebelah 1
Neng...biar kate betawi pindah di pulau sumatra,
cinte abang kagak bakal pinde kelaen ati...
ibarat kate abang udah cinte mati ama neng...
kalo eneng kagak percaye, bole ambil golok terus beset dade abang deh!
liat di dalem hati abang ada name neng ditulis disitu
(hehehe Ntu rayuan waktu cinte lagi anget2nye)
mamechang at 31/05/05 6:16 AM
Gadis kecil berdiri di padang rumput berilalang.
Matahari masih condong di timur, pagi yang cerah
Angin bertiup, mengusap pipi merahnya
Hatinya penuh kerinduan, kerinduan yang tak terpenuhi selama tujuh tahunan
Sampaikan rasa rinduku Wahai Kekasih Platonisku
Sambut hembusan angin yang ada di sana
Cium bau hangat yang tertangkap
Lihat pemandangan yang serba biru dan teramat indah
Dengar suara ombak dan angin yang sangat menggila merasuki hati
Rasakan lembutnya pasir dan basah air asin yang datang dan pergi seakan mempermainkan lara yang penuh derita menahan sesak?
Jauh beratus kilo meter, sang kekasih platonis tersentak
Seakan dentuman angin berisi pesan menerpanya...
Dia termenung di antara birunya laut yang membius hati...
Gadis di padang rumput berilalang...
Apabila kau merindukan tempat ini, kau harus datang sendiri ke sini...
Satu-satunya penawar rasa rindumu hanya ada di sini...
Bersabarlah dalam rasa rindumu, karena tempat ini tetap menantimu sampai kapan pun
Dia akan setia, sama sekali tak bergeming, sampai waktunya kaki kecilmu melangkah di atas pasir lembutnya ?
Hembusan angin berbau garam, ocehan burung laut seakan menyanyikan lagu Selamat Datang, percikan air di lunas perahu, semua adalah lakon dalam panggung alam yang jadi juara festival, di mana semua juri dan penontonnya memberikan penghormatan tertinggi
Gadis kecilku, aku berada di tengah laut yang biru, tiada apa-apa lagi, hanya kedamaian?
Gadis kecilku,di tengah lautan biru aku tuliskan kisah-kisahku, dalam setiap alenia gelombang kutulis dengan tinta warna mentari jingga.
Gadis kecilku, terbacakah tulisanku? atau kau terlalu jauh untuk menatapnya?...
jangan kau risaukan itu...akupun tak sabar untuk mengayuh sampanku ketepi, kemudian membisikkan kisah-kisah ini ditelingamu...
Maafkan aku gadis kecilku,aku tahu ceritaku bukan segala-galanya, karena begitu sulit kugambarkan dengan kata-kataku yang terbatas...dan tentulah banyak kisah yang lebih menarik telah kau dengar di atas padang ilalang sana...
Gadis kecilku,akan selalu kutulis kisah-kisahku di tengah laut sana, ber aleniakan gelombang,bertintakan jingganya mentari...berharap suatu saat kau datang dan membaca dan merasakan sendiri keindahannya...
Buat Temanku Andra...
mamechang at 13/06/05 7:00 AM
Salah mencintai?
Salah Mencintai?
pernahkah...
jangan sampai itu terjadi...
hati2lah.karena cinta adalah energi yang sangat besar dalam hidup ini...
jangan buang energi itu sia-sia untuk salah mencintai...
jangan membohongi untuk cinta,
jangan mencampur adukkan nafsu dengan cinta...
cukup jujur dan apa adanya...
(hasil pemikiran dari wc tadi pagi...eeee..preets! ah..lega,
aku lepaskan engkau pagi ini dengan senyum seperti aku lepaskan engkau tempo hari...)
mamechang at 15/06/05 12:50 PM
Angin sejuk yang terhembus perlahan
membangkitkan apa yang seharusnya aku pendam
aku pernah merasakan angin yang sama waktu lalu...
ternyata angin sejuk penghantar badai kesedihan semata.
kini angin itu datang lagi
walau dari arah yang berbeda
mulanya aku menikmati...
tapi kini aku ketakutan
dalam hati bertanya-tanya...
kau kah angin yang datang waktu lalu?
walau kini datang dari arah yang berbeda...
ataukah kau angin yang benar-benar baru?
semoga kau bukan angin putingbeliung
yang begulung-gulung mengekang diriku
semoga juga bukan badai
yang menerbangkan batu-batu tajam menghujam diriku
karena aku lah layar yang pernah terkoyak
mamechang at 19/07/05 5:26 PM
desau bisikan angin laut
lembut nan merayu membelai bunga2 di padang rumput
melenakan gadis kecilku
yang terbaring diantara kelopak bunga
sang angin adalah pengembara laut
ulurkan tangan merengkuh hatinya
usapan lembut,menepis galau
mari melayang bersamaku
singgah di surga2 kecil sekedar berteriak
tapi sayangku, kita harus kembali
aku harus menyambangi laut menjemput ombak
"bawa aku" pinta gadis kecilku...
sang angin terdiam...
mamechang at 05/09/05 9:07 AM
mari duduk di sebelahku
Dik, silahkan duduk di sebelahku...
kita iringi mentari yang akan tenggelam dengan mata kita
tak usah kita berkata-kata
cukup dengarkan kesunyian kemudian artikan dalam hati
dan, jika malam telah merengkuh bumi
akan kunyalakan pelita kecil untukmu
sekedar menepis kelamnya kabut malam
juga sebagai petunjuk jalan untuk pulang
mari ku genggam tanganmu
mamechang at 07/09/05 1:18 PM
aaaaaaarrrrrgggggghhhhhhh
saat ini aku ingin terbang
tapi sayapku terikat kencang
ku coba tabah seperti karang
walau sembari menggerang...
aaaaarrrrrrgggggghhhhh
berteriak
serak...
sesak...
meledak....
sayang, aku butuh angin silir-silir hembusan nafasmu
atau merdunya cekikik suara tawamu
aku butuh...
mamechang at 08/09/05 6:53 AM
buat Eliza
Eliza,
sepenggal cerita yang kubisikkan lewat angin pagi
semoga tidak mengusikmu yang masih bersembunyi di balik selimut
Eliza,
mau kah kau sampaikan maafku pada gadis kecil dipadang rumput
katakan padanya bahwa aku harus membayar rasa rinduku pada sang laut
pagi ini rinduku pada ombak, pada angin berbau garam, teriakan burung camar, kecipak ikan dilaut dalam, memanggilku begitu kuat.
Eliza,
aku telah berada ditepiannya
siapkan dayung hasrat
leburkan diri dalam ombak
mamechang at 20/09/05 8:51 AM
kaum coro
apapun namanya,
coro, kecoak, cocroach...
tetep kinclong walaupun ennga' mandi
tapi tetep bau walau habis gigitin sabun mandi
Tempat pembuangan akhir adalah tempat kami
WC, got dan tempat sampah...
Angin Dalam Botol
kau simpan angin dalam botol?...percuma sayangku...yang tersimpan hanya kehampaan
angin yang tak dapat kamu miliki...biarkanlah semilirnya membelai rambutmu
biarkanlah ia gugurkan daun-daun agar tanah berhumus
biarkanlah dia menyapu laut agar ciptakan ombak
kau..tak mungkin miliki sang angin...
karena begitu kau menyumbatnya dia tak akan berguna
yang kau lihat hanya kehampaan dalam botol..
mamechang at 29/11/05 5:04 AM
tanak nasi
Mbok Rasmi bangun pagi
nanak nasi
beras antri
dan harus antri lagi
hari ini
walau ia hampir mati
desak-desakan demi ganjal perut
yang pagi ini
akan dia buang dikakus
mamechang at 13/01/06 9:23 AM
berdiri di ujung lunas perahu
angin menerpa dadaku yang tak berbaju
tanggalkan segala keterikatan
dari hidup yg penuh batasan
maaf tak kubawa dirimu dalam setiap petualanganku
maaf atas cerita-cerita yang membosankan
tentang angin, laut dan karang
yang aku dongengkan buatmu
disini aku dapatkan damaiku
diantara gulungan ombak
diantara kesendirian yang tak sepi
mamechang at 24/02/06 6:44 AM
Perempuanku...
maukah kau tanam bibit cinta di hatimu?
bibit yang ada di gemgaman tanganku akan kuserahkan padamu...
bibit kecil berbertuk serupa hati adalah tanaman cinta.bibit ini cuma satu,
karena aku hanya punya satu hati untuk satu cinta,
tanam ini di hatimu agar hati kita saling bertaut,
tolong pupuk dengan harapan,
jangan biarkan daunnya tanggal oleh angin godaan,
jangan biarkan batangnya patah oleh ketidak setiaan...
Perempuanku...
tanaman ini akan menjalar di tiap aliran darahmu, dengan bunga-bunganya yang wangi membuat perasaanmu nyaman, buahnya yang manis dengan rasa kecupan, pelukan dan belai lembut...
mamechang at 04/04/06 5:24 AM
Author : mamechang
http://mame.blog.friendster.com/
http://www.ebloggy.com/blog.php?username=mame&id=1&start=0
0 comments:
Posting Komentar