Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.
Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :
”Ya, ampyyyuunnnn. ……… darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan….. bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ….. Ada dapa denganmu?”
Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :
“Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ……”
Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.:
“Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm… dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus.
Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu.
Dan…… aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. “
Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :
“Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman. Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!”
“Apa itu?” uang seratus ribu penasaran.
“Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di tempat-tempat ibadah.
Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu.
Jarang banget tuh aku melihat kamu atau teman-teman kamu disana…..”
Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk ?" Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : "Sebab aku Laki-laki." Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu bergumam : "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki." Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.
Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri Ibunya lalu bertanya kepada Ibunya : "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk ? Dan sepertinya Ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit ?"
Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang Laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawaban sang Ibu.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah Ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk ?
Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi. Di dalam impian itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa kepenasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya."
"Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya."
"Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya."
"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya."
"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup didalam keluarga sakinah dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."
"Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia dan akhirat."
Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, bersuci, berwudhu dan melakukan shalat malam hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik Ayahnya yang sedang berdzikir, ketika Ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan Ayahnya.
Setelah diadakan rapat dan diskusi diantara para pemimpin MUI dan dewan pakarnya, dan juga telah ditimbang, maka MUI mengeluarkan fatwa baru lagi setelah fatwa merokok dan golput haram hukumnya. Begini kira-kira bunyi dari fatwa terbaru dari sang MUI:
"HARAM HUKUMNYA BAGI SEORANG MUSLIM LAKI-LAKI UNTUK MENIKAH DENGAN GADIS SEKANTOR"
Fatwa MUI ini telah menimbulkan perdebatan yang sangat amat sengit banget sekali antara yang pro dan kontra. Bahkan banyak pihak yang menyatakan bahwa MUI telah gegabah mengambil keputusan tersebut. "Keputusan yang aneh," mungkin begitu ungkap sebagian dari yang mendengar fatwa tersebut termasuk aku. Dengan wajah pura-pura bego tentu saja.
Untuk mencari tahu alasan MUI mengeluarkan fatwa tersebut, maka wartawan republika mewawancari sekretaris umum MUI Prof.Dr. Din syamsudin..
Berikut ini isi wawancara tersebut:
Wartawan: Pak syamsudin, bagaimana MUI bisa mengeluarkan fatwa haram untuk menikahi gadis sekantor?
Prof.Dr.Din Syamsudin: Bagaimana enggak haram, menikahi satu orang gadis aja berat, apalagi satu kantor, kan itu banyak jumlahnya.....! bisa ratusan bego!!
Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.
"Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?"
"Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga". Kata si penebang.
"Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
Istirahat bukan berarti berhenti , Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru !
Sayang, aku ingin akulah yang pertama menemukan uban di antara helai-helai rambutmu dan menggaruknya ketika engkau mengeluh kulit kepalamu tiba-tiba menjadi lebih gatal dari biasanya. Dan ketika helai-helai itu semakin bertambah dengan suka cita aku akan menyisirinya, tak perlu meminta pewarna rambut, sayang, rambut kelabumu kan tampak seksi di mataku.
Tak perlu khawatir, aku siap mencarikan kacamatamu ketika kamu lupa tempat menaruhnya. Atau akan kubuatkan sebuah kotak segala ada, tempat engkau dapat menaruh semua barang dan perkakasmu sesukanya. Ketika malam-malam dingin dan rasa ingin pipis tak tertahan lagi, jangan ragu untuk membangunkanku, sayang… ini tanganku di sampingmu jangan ragu jadikan tanganku sebagai peganganmu.
Sayang, aku tidak menginginkan yang muluk-muluk. Aku ingin mendampingi masa tuamu, aku ingin tua di sampingmu, bersamamu.
Sehat, sehatlah sayang… agar engkau juga sempat meraba kepalaku yang ditumbuhi uban, agar sempat aku memamerkan gigiku yang mulai tanggal.
Sehat, sehatlah sayang… agar ketika kita tua, kita masih sanggup menemani anak cucu kita bermain bersama. Atau sekedar mengunjungi mereka saat hari libur tiba. Kupikir lebih baik kita saja yang mengunjungi mereka sambil membawakan makanan kesukaan mereka. Mungkin nanti anak cucu kita akan lebih sibuk dari hari-hari sibuk yang kita jalani sekarang. Kita akan jadi orang tua yang paling pengertian ya kan, sayang…
Sayang, Aku ingin tetap mesra bersamamu, hingga tua. Tetap membisikkan kata cinta, meski pendengaran kita semakin berkurang. Jangan malu untuk sedikit berteriak di telingaku ya. Kau tahu, aku sangat suka mendengarkan ungkapan sayangmu.
Tetap saling memanja, semampu tenaga yang masih kita miliki. Anak, cucu, ponakan dan keluarga kita pasti akan menyangi kita berdua, tapi percayalah aku yang paling tau cara memanjakanmu demikian engkau yang paling tau cara memantik binar di mataku.
Bila waktu memang menggerus banyak hal…
Bila usia memang mengikis banyak hal…
Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita.
Bila memang tiada yang abadi
Bila memang semua akan berakhir
Bila memang semua akan terhenti
Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga.
Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi.
Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga, upaya gigih untuk saling membahagiakan.
Sayang…, hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu.
Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh air mata.
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.
Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
Renungan :
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata.Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.
“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”
Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk Anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk Anda
Disaat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu. Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.Disaat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku, Disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu, Ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarmu, membimbingmu untuk melakukannya
Disaat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankan mu, Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku, Dimasa kecilmu, Daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Disaat saya membutuhkanmu untuk memandikanku, Janganlah menyalahkanku. Ingatkah dimasa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?
Disaat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern, Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.
Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan, Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku. Bagaimana dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.
Disaat aku melupakan topik pembicaraan kita, Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topic pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku Asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia.
Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih. Maklumlah diriku, dukunglah aku, bagaikan aku terhadapmu Disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.
Dulu aku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku. Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, aku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Didalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu
Berikut adalah daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit. Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami ‘Matery after merit phobia syndhrome’
Daftar anggaran bulanan (asumsi :disusun berdasarkan skala proritas,disusun dengan sangat2 relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)
1. Makan
Dengan asumsi sekali makan adalah 5000 Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua cuma berlaku pada saat pacaran ajah), kali 30 hari adalah Rp900.000
Tips
Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya Pasti lebih ngirit.
2.Kontrakan
Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya ****** belum jinak
Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan
Tips
Tinggallah di Pondok Mertua Indah. Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada. Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk ‘makan ati’
3. Listrik dan Air
Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan
Tips
Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)
Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis
4. Transportasi
Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000
Tips
Gunakanlah Bensin campur! (maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit) Atau ikutlah “Nebeng Fans Club”, dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih
menyenangkan
5. Komunikasi
Dengan asumsi pake cdma yang 1000/menit maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah 100.000
Tips
Pakelah ‘FREN’ yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang “Freeen…minjam HP nya dong freen…”)
6. Keperluan sehari2
Seperti sabun,odol,syampu, dll dsb Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka alokasi dana untuk ini sebesar 50.000
Tips:
Mandi kalo perlu saja. Kalo dulu 2 kali sehari,jadi 2 hari sekali
Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata
7. Kesehatan
Seperti minyak kayu putih,vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!), maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000
Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalah sekali2 nomat,liat live music, lari pagi di monas, atau makan martabak sekali2
Jadii…
Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan
(syeeett dah…masih gede juga ya)
Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada. Kalopun masih ‘besar pasak daripada tiang’ Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang…ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!
Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah
(serius mode on*)
Yaitu, berkah menikah
Selalu, Tuhan akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa. Selalu bersukur dan percaya bahwa Tuhanlah raja dari segala raja akunting!
Khusus bagi pengendara motor ngak usah khawatir akan efek kenaikan BBM, soalnya ada solusi yg sangat jitu dan telah terbukti oleh para ilmuan di Amerika. Dari hasil uji lab yg dilakukan oleh para ilmuwan, membuktikan bahwa air teh dapat dijadikan alternatif baru pengganti BBM.
Caranya:
Gunakan wadah berupa gelas, cangkir, dll
Siapkan teh (teh celup, teh hijau, atau apalah yg penting teh) secukupnya
Siapkan gula pasir 1 sendok makan.
Didihkan air panas hingga 90 derajat celcius.
Masukkan teh kedalam air mendidih, lalu masukkan gula.
Campur dengan es, lalu masukkan ke dalam botol. selesai….
Mudah bukan, setelah itu tinggal dorong deh tu motor, kalau haus minum itu teh. Terbukti motor tetep jalan tanpa menggunakan BBM.
Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya.
Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu.
Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…
“Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.
Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok
Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…..
Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…,
Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya…
Ada cara praktis untuk mendeteksi komputer terhadap virus conficker, Cara praktis ini ditawarkan oleh situs Conficker Working Group, kelompok yang khusus dibentuk untuk mengawasi infeksi Conficker / Downadup / Kido.
Jika tiga gambar di atas tak bisa muncul, maka kemungkinan komputer terinfeksi Conficker versi A/B.
Jika dua gambar di baris atas tidak tampil, kemungkinannya adalah infeksi Conficker versi C.
Jika semua gambar muncul, maka kemungkinan komputer tidak terinfeksi.
Jika semua gambar tidak bisa muncul, bisa jadi browser di-setting untuk tidak menampilkan gambar atau ada error pada koneksi.
NB : Uji ini bisa dilakukan karena Conficker diketahui memblokir akses lebih dari 100 situs antivirus dan keamanan. Namun jika komputer menggunakan Proxy dalam mengakses internet, kemungkinannya semua gambar akan muncul.
berikut ini adalah kumpulan puisi dari buku karya Wiji Thukul Aku Ingin Jadi Peluru Oleh Wiji Thukul Penerbit: Indonesia TERA - Anggota Ikapi
Cetakan Pertama, Juni 2000
Cetakan Kedua, April 2004 Penyunting: Khotimatul Husna Design Sampul:
M. Iqbal Azcha Lukisan Sampul:
Alfi Distributor:
AgroMedia Pustaka
Bintaro Jaya Sektor IX
Jl Rajawali IV Blok HDX No. 3 Tangerang 15226
Telp. (021) 7451 644, (021) 7486 3334
Fax. (021) 7486 3332
____________________________________
pulanglah nang
jangan dolanan sama si kuncung
si kuncung memang nakal
nanti bajumu kotor lagi
disirami air selokan
pulanglah nang
nanti kamu manangis lagi
jangan dolanan sama anaknya pak kerto
si bejo memang mbeling
kukunya hitam panjang-panjang
kalau makan tidak cuci tangan
nanti kamu ketularan cacingan
pulanglah nang
kamu kan punya mobil-mobilan
kapal terbang bikinan taiwan
senapan atom bikinan jepang
kamu kan punya robot yang bisa jalan sendiri
pulanglah nang
nanti kamu digebugi mamimu lagi
kamu pasti belum tidur siang
pulanglah nang
jangan dolanan sama anaknya mbok sukiyem
mbok sukiyem memang keterlaluan
si slamet sudah besar tapi belum disekolahkan
pulanglah nang
pasti papimu marah lagi
kamu pasti belum bikin PR
belajar yang rajin
biar nanti jadi dokter Solo, september 86
Monumen Bambu Runcing
monumen bambu runcing
di tengah kota
menuding dan berteriak merdeka
di kakinya tak jemu juga
pedagang kaki lima berderet-deret
walau berulang-ulang
dihalau petugas ketertiban semarang, 1 maret 86
Riwayat
seperti tanah lempung
pinggir kampung
masa laluku kuaduk-aduk
kubikin bentuk-bentuk
patung peringatan
berkali-kali
kuhancurkan
kubentuk lagi
kuhancurkan
kubentuk lagi
patungku tak jadi-jadi
aku ingin sempurna
patungku tak jadi-jadi
lihat!
diriku makin belepotan
dalam penciptaan kalangan, oktober 87
Suara Dari Rumah-Rumah Miring
di sini kamu bisa menikmati cicit tikus
di dalam rumah miring ini
kami mencium selokan dan sampan
bagi kami setiap hari adalah kebisingan
di sini kami berdesak-desakan dan berkeringat
bersama tumpukan gombal-gombal
dan piring-piring
di sini kami bersetubuh dan melahirkan
anak-anak kami
di dalam rumah miring ini
kami melihat matahari menyelinap
dari atap ke atap
meloncati selokan
seperti pencuri
radio dari segenap penjuru
tak henti-hentinya membujuk kami
merampas waktu kami dengan tawaran-tawaran
sandiwara obat-obatan
dan berita-berita yang meragukan
kami bermimpi punya rumah untuk anak-anak
tapi bersama hari-hari pengap yang menggelinding
kami harus angkat kaki
karena kami adalah gelandangan solo, oktober 87
Catatan Malam
anjing nyalak
lampuku padam
aku nelentang
sendirian
kepala di bantal
pikiran menerawang
membayang pernikahan
(pacarku buruh harganya tak lebih dua ratus rupiah per jam)
kukibaskan pikiran tadi dalam gelap makin pekat
aku ini penyair miskin
tapi kekasihku cinta
cinta menuntun kami ke masa depan solo-kalangan, 23 februari 88
Nyanyian Akar Rumput
jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden! juli 1988
Catatan
udara AC asing di tubuhku
mataku bingung melihat
deretan buku-buku sastra
dan buku-buku tebal intelektual terkemuka
tetapi harganya
Ooo.. aku ternganga
musik stereo mengitariku
penjaga stand cantik-cantik
sandal jepit dan ubin mengkilat
betapa jauh jarak kami
uang sepuluh ribu di sakuku
di sini hanya dapat 2 buku
untuk keluargaku cukup buat
makan seminggu
gemerlap toko-toko di kota
dan kumuh kampungku
dua dunia yang tak pernah bertemu solo, 87-88
Ucapkan Kata-Katamu
jika kau tak sanggup lagi bertanya
kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan
jika kau tahan kata-katamu
mulutmu tak bisa mengucapkan
apa maumu terampas
kau akan diperlakukan seperti batu
dibuang dipungut
atau dicabut seperti rumput
atau menganga
diisi apa saja menerima
tak bisa ambil bagian
jka kau tak berani lagi bertanya
kita akan jadi korban keputusan-keputusan
jangan kau penjarakan ucapanmu
jika kau menghamba pada ketakutan
kita akan memperpanjang barisan perbudakan kemasan-kentingan-sorogenen
Sajak Bapak Tua
bapak tua
kulitnya coklat dibakar matahari kota
jidatnya berlipat-lipat seperti sobekan luka
pipinya gosong disapu angin panas
tenaganya dikuras
di jalan raya siang tadi
sekarang bapak mendengkur
dan ketika bayangan esok pagi datang
di dalam kepalaku
bis tingkat itu tiba-tiba berubah
jadi ikan kakap raksasa
becak-becak jadi ikan teri
yang tak berdaya solo, juni 1987
Sajak Bagong
bagong namanya
tantanglah berkelahi
kepalamu pasti dikepruk batu
bawalah whisky
bahumu pasti ditepuk-tepuk gembira
ajaklah omong
tapi jangan khotbah
ia akan kentut
bagong namanya
malam begadang
subuh tidur bangun siang
sore parkir untuk makan
awas jangan ngebut di depan matanya
engkau bisa dipukuli
lalu ditinggal pergi
ya, ya.. bagong namanya
pemilu kemarin besar jasanya
bagong ya bangong
tapi bagong sudah mati
pada suatu pagi
mayatnya ditemukan orang
di tepi rel kereta api
setahun yang lalu
ya, ya.. setahun yang lalu
Sajak Ibu
ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah
jadi sedap
ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara
ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan
dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada tuhan solo, 1986
Sajak Kepada Bung Dadi
ini tanahmu juga
rumah-rumah yang berdesakan
manusia dan nestapa
kampung halaman gadis-gadis muda
buruh-buruh berangkat pagi pulang sore
dengan gaji tak pantas
kampung orang-orang kecil
yang dibikin bingung
oleh surat-surat izin dan kebijaksanaan
dibikin tunduk mengangguk
bungkuk
ini tanah airmu
di sini kita bukan turis solo-sorogenen, malam pemilu 87
Catatan 88
saban malam
dendam dipendam
protes diam-diam
dibungkus gurauan
saban malam
menyanyi menyabarkan diri
bau tembakau dan keringat di badan
campur aduk dengan kegelisahan
saban malam
mencoba bertahan menghadapi kebosanan
menegakkan diri dengan harapan-harapan
dan senyum rawan
saban malam
rencana-rencana menumpuk jadi kuburan solo-sorogenen, 1 september 88
Jalan Slamet Riyadi Solo
dulu kanan dan kiri jalan ini
pohon-pohon asam besar melulu
saban lebaran dengan teman sekampung
jalan berombongan
ke taman sriwedari nonton gajah
banyak yang berubah kini
ada holland bakery
ada diskotik ada taksi
gajahnya juga sudah dipindah
loteng-loteng arsitektur cina
kepangkas jadi gedung tegak lurus
hanya kereta api itu
masih hitam legam
dan terus mengerang
memberi peringatan pak-pak becak
yang nekat potong jalan
"hei hati hati
cepat menepi ada polisi
banmu digembos lagi nanti!" solo, mei-juni 1991
Batas Panggung
kepada para pelaku
ini adalah daerah kekuasaan kami
jangan lewati batas ini
jangan campuri apa yang terjadi di sini
karena kalian penonton
kalian adalah orang luar
jangan rubah cerita yang telah kami susun
jangan belokkan jalan cerita yang telah kami rencanakan
karena kalian adalah penonton
kalian adalah orang luar
kalian harus diam
panggung seluas ini hanya untuk kami
apa yang terjadi d sini
jangan ditawar-tawar lagi
panggung seluas ini hanya untuk kami
jangan coba bawa pertanyaan-pertanyaan berbahaya
ke dalam permainan ini
panggung seluas ini hanya untuk kami
kalian harus bayar kami
untuk membiayai apa yang kami kerjakan di sini
biarkan kami menjalankan kekuasaan kami
tontonlah
tempatmu di situ solo, 21 november 91
Ceritakanlah Ini Kepada Siapa Pun
panas campur debu
terbawa angin ke mana-mana
koran hari ini memberitakan
kedungombo menyusut kekeringan
korban pembangunan dam
muncul kembali ke permukaan
tanah-tanah bengkah
pohon-pohon besar malang-melintang
makam-makam bangkit dari ingatan
mereka yang dulu diam
kali ini
cerita itu siapa akan membantah
dasar waduk ini dulu dusun rumah-rumah
waktu juga yang menyingkap
retorika penguasa
walau senjata ditodongkan kepadamu
walau sepatu di atas kepalamu
di atas kepalaku
di atas kepala kita
ceritakanlah ini kepada siapa pun
sebab cerita ini belum tamat solo, 30 agustus 91
Tetangga Sebelahku
tetangga sebelahku
pintar bikin suling bambu
dan memainkan banyak lagu
tetangga sebelahku
kerap pinjam gitar
nyanyi sama anak-anaknya
kuping sebelahnya rusak
dipopor senapan
tetangga sebelahku
hidup bagai dalam benteng
melongok-longok selalu
membaca bahaya
tetangga sebelahku
diterror masa lalu kalangan-solo, november 1991
Hujan
mendung hitam tebal
masukkan itu jemuran
dan bantal-bantal
periksa lagi genting-genting
barangkali bocornya pindah
udara gerah
ruangan gelap
listrik tak nyala
mana anak kita?
hujan akan lebat lagi nampaknya
semoga tanpa angin keras
burung-burung parkit itu
masih berkicau juga dalam kandangnya
burung-burung parkit itu
apakah juga pingin punya rumah sendiri
seperti kami? kalangan-solo, 25 november 91
Lingkungan Kita Si Mulut Besar
lingkungan kita si mulut besar
dihuni lintah-lintah
yang kenyang menghisap darah keringat tetangga
dan anjing-anjing yang taat beribadah
menyingkiri para panganggur
yang mabuk minuman murahan
lingkungan kita si mulut besar
raksasa yang membisu
yang anak-anaknya terus dirampok
dan dihibur film-film kartun amerika
perempuannya disetor
ke mesin-mesin industri
yang membayar murah
lingkungan kita si mulut besar
sakit perut dan terus berak
mencret oli dan logam
busa dan plastik
dan zat-zat pewarna yang merangsang
menggerogoti tenggorokan bocah-bocah
yang mengulum es
limapuluh perak kampung kalangan-solo, desember 1991
Megatruh Solidaritas
akulah bocah cilik itu
kini aku datang kepada dirimu
akan kuceritakan masa kanak-kanakmu
akulah bocah cilik itu
yang tak berani pulang
karena mencuri uang simbok
untuk beli benang layang-layang
akulah bocah cilik itu
yang menjual gelang simbok
dan ludes dalam permainan dadu
akulah bocah cilik kurus itu
yang tak pernah menang bila berkelahi
yang selalu menangis bila bermain sepak-sepong
aku adalah salah seorang dari bocah-bocah kucel
yang mengoreki tumpukan sampah
mencari sisa kacang atom
dan sisa moto buangan pabrik
akulah bocah bengal itu
yang kelayapan di tengah arena sekaten
nyrobot brondong dan celengan
dan menangis di tengah jalan
karena tak bisa pulang
akulah bocah cilik itu
yang ramai-ramai rebutan kulit durian
dan digigit anjing ketika nonton telepisi
di rumah Bah Sabun
ya engkaulah bocah cilik itu
sekarang umurku dua puluh empat
ya akulah bocah cilik itu
sekarang aku datang kepada dirimu
karena kudengar kabar
seorang kawan kita mati terkapar
mati ditembak mayatnya dibuang
kepalanya koyak
darahnya mengental
dalam selokan solo, 31 januari 1987
Catatan Suram
kucing hitam jalan pelan
meloncat turun dari atap
tiga orang muncul dalam gelap
sembunyi menggenggam besi
kucing hitam jalan pelan-pelan
diikuti bayang-bayang
ketika sampai di mulut gang
tiga orang menggeram
melepaskan pukulan
bulan disaput awan meremang
saksikan perayaan kemiskinan
daging kucing pindah
ke perut orang! solo, 1987
Gumam Sehari-hari
di ujung sana ada pabrik roti
kami beli yang remah-remah
karena murah
di ujung sana ada tempat penyembelihan sapi
dan kami kebagian bau
kotoran air selokan dan tai
di ujung sana ada perusahaan daging abon
setiap pagi kami beli kuahnya
dimasak campur sayur
di pinggir jalan
berdiri toko-toko baru
dan macam-macam bangunan
kampung kami di belakangnya
riuh dan berjubel
seperti kutu kere kumal
terus berbiak!
membengkak tak tercegah! jagalan, kalangan solo, 29 januari 1989
Catatan Hari Ini
aku nganggur lagi
semalam ibu tidur di kursi
jam dua lebih aku menulis puisi
aku duduk menghadap meja
ibu kelap-kelip matanya ngitung utang
jam enam sore:
bapak pulang kerja
setelah makan sepiring
lalu mandi tanpa sabun
tadi siang ibu tanya padaku:
kapan ada uang?
jam setengah tujuh malam
aku berangkat latihan teater
apakah seni bisa memperbaiki hidup? solo, juni 86
Reportase dari Puskesmas
barangkali karena ikan laut yang kumakan ya
barangkali ikan laut. seminggu ini
tubuhku gatal-gatal ya.. gatal-gatal
karena itu dengan lima ratus rupiah aku daftarkan
diri ke loket, ternyata cuma seratus lima puluh
murah sekali oo.. murah sekali! lalu aku menunggu
berdiri. bukan aku saja. tapi berpuluh-puluh
bayi digendong. orang-orang batuk
kursi-kursi tak cukup maka berdirilah aku.
"sakit apa pak?"
aku bertanya kepada seorang bapak berkaos lorek
kurus. bersandal jepit dan yang kemudian mengaku
sebagai penjual kaos celana pakaian rombeng di pasar johar.
"batuk-pilek-pusing-sesek nafas
wah! campur jadi satu nak!"
bayangkan tiga hari menggigil panas tak tidur
ceritanya kepadaku. mendengar cerita lelaki itu
seorang ibu (40 th) menjerit gembira:
"ya ampun rupanya bukan aku saja!"
di ruang tunggu berjejal yang sakit pagi itu
sakit gigi mules mencret demam semua bersatu.
jadi satu. menunggu.
o ya pagi itu seorang tukang kayu sudah tiga hari
tak kerja. kakinya merah bengkak gemetar
"menginjak paku!" katanya, meringis.
puskesmas itu demokratis sekali, pikirku
sakit gigi, sakit mata, mencret, kurapan, demam
tak bisa tidur, semua disuntik dengan obat yang sama.
ini namanya sama rasa sama rasa.
ini namanya setiap warga negara mendapatkan haknya
semua yang sakit diberi obat yang sama! semarang, 86
Sajak Kota
kota macam apa yang kita bangun
mimpi siapa yang ditanam
di benak rakyat
siapa yang merencanakan
lampu-lampu menyibak
jalan raya dilicinkan
di aspal oleh uang rakyat
motor-motor mulus meluncur
merek-merek iklan
di atap gedung
menyala
berjejer-jejer
toko roti
toko sepatu
berjejer-jejer
salon-salon kecantikan
siapa merencanakan nasib rakyat?
Pemandangan
aku pangling betul
pada ini jalan jendral Sudirman
balaikota makin berubah
sampai Slamet Riyadi-Gladag
reklame rokok berkibar-kibar
spanduk show band
pameran rumah murah
(tapi harganya jutaan!)
kehingaran jalan raya
menyolok mata
Jendral Sudirman
dihiasi slogan-slogan pembangunan
tapi kantor pos belum berubah
bank-bank dan gereja makin megah
di pojok Ronggowarsito
ada aturan baru
becak dilarang terus
(bis kota turah-turah penumpang!) solo, desember 87
Aku Lebih Suka Dagelan
di radio aku mendengar berita
katanya partisipasi politik rakyat kita sangat menggembirakan
tapi kudengar dari mulut seorang kawanku
dia diinterogasi dipanggil gurunya
karena ikut kampanye PDI
dan di kampungku ibu RT
tak mau menegor sapa warganya
hanya karena ia Golkar
ada juga yang saling bertengkar
padahal rumah mereka bersebelahan
penyebabnya hanya karena mereka berbeda tanda gambar
ada juga kontestan yang nyogok
tukang-tukang becak
akibatnya dalam kampanye banyak
yang mencak-mencak
di radio aku mendengar berita-berita
tapi aku jadi muak karena isinya
kebohongan yang tak mengatakan kenyataan
untunglah warta berita segera bubar
acara yang kutunggu-tunggu datang: dagelan! solo, 87
Sajak Setumbu Nasi Sepanci Sayur
setumbu nasi
sepanci sayur kobis
renungan hari ini
berjongkok di dapur
angan terbuka seperti layar bioskop
bising mesin
bis kota merdeka berlaga di jalan raya
becak-becak berpeluh melawan jalan raya
siapa pengatur jalan kaki
siapa pemerintah kaki lima
begitu patuh mereka diusir pergi
begitu berani mereka datang kembali
gemuruh kota menggaru benakku
berjongkok di dapur
kompor kering
kayu tempat piring-piring
gedung-gedung beranak pinak
Nyanyian Abang Becak
jika harga minyak mundhak
simbok semakin ajeg berkelahi sama bapak
harga minyak mundhak lombok-lombok akan mundhak
sandang pangan akan mundhak
maka terpaksa tukang-tukang lebon
lintah darat bank plecit tukang kredit harus dilayani
siapa tidak marah bila kebutuhan hidup semakin mendesak
seribu lima ratus uang belanja tertinggi dari bapak untuk simbok
siapa bisa mencukupi
sedangkan kebutuhan hidup semakin mendesak
maka simbok pun mencak-mencak:
"pak-pak anak kita kebacut metu papat lho!"
bayaran sekolahnya anak-anak nunggak lho!"
si Penceng muntah ngising, perutku malah sudah
isi lagi dan suk Selasa Pon ana sumbangan maneh
si Sebloh dadi manten!"
jika BBM kembali menginjak
namun juga masih disebut langkah-langkah kebijaksanaan
maka aku tidak akan lagi memohon pembangunan
nasib
kepadamu duh pangeran duh gusti
sebab nasib adalah permainan kekuasaan
lampu butuh menyala, menyala butuh minyak
perut butuh kenyang, kenyang butuh diisi
namun bapak cuma abang becak!
maka apabila becak pusaka keluarga pulang tanpa membawa uang
simbok akan kembali mengajak berkelahi bapak. solo, 1984
Jalan
aspal leleh tengah hari
silau aku oleh sinar matahari
gedung-gedung baru berdiri
arsitektur lama satu-satu hilang
dimakan pembangunan
jalan kiri kanan dilebarkan
becak-becak melompong di pinggiran
yang jalan kaki
yang digenjot
yang jalan bensin
semua ingin jalan solo, 22 november 90
Pasar Malam Sriwedari
beli karcis di loket
pengemis tua muda anak-anak
mengulurkan tangan
masuk arena corong-corong berteriak
udara terang benderang tapi sesak
di stand perusahaan rokok besar
perempuan montok menawarkan dagangannya
di stand jamu tradisionil
kere-kere di depan video berjongkok
nonton silat mandarin
di dalam gedung wayang wong
penonton lima belas orang
ada pedagang kaki lima
yang liar tak berizin
setiap saat bisa diusir keamanan solo, 28 mei 86
Sajak Tikar Plastik-Tikar Pandan
tikar plastik tikar pandan
kita duduk berhadapan
tikar plastik tikar pandan
lambang dua kekuatan
tikar plastik bikinan pabrik
tikar pandan dianyam tangan
tikar plastik makin mendesak
tikar pandan bertahan
kalian duduk di mana? solo, april 88
Lumut
dalam gang pikiranku menggumam
seperti kemarin saja
kini los rumah yang dulu kami tempati
jadi bangunan berpagar tembok tinggi
aku jalan lagi
melewati rumah yang pernah disewa
Riyanto buruh kawan sekerjaku
ke mana lagi dia sekeluarga
rumah itu kini gantian di sewa
keluarga mbak Nina
kampung ini tak memiliki tanah lapang lagi
tanah-tanah kosong sudah dibeli orang
dalam gang
setengah gelap setengah terang
aku menemukan perumpamaan:
kita ini lumut
menempel di tembok-tembok bangunan
berkembang di pingir-pinggir selokan
di musim kemarau kering
diterjang banjir
tetap hidup
kalau keadaan berubah
perumpamaan boleh berubah
menurutmu sendiri
kita ini siapa? kalangan solo, 8 februari 91
Tanah
tanah mestinya di bagi-bagi
jika cuma segelintir orang
yang menguasai
bagaimana hari esok kamu tani
tanah mestinya ditanami
sebab hidup tidak hanya hari ini
jika sawah diratakan
rimbun semak pohon dirubuhkan
apa yang kita harap
dari cerobong asap besi
hari ini aku mimpi buruk lagi
seekor burung kecil menanti induknya
di dalam sarangnya yang gemeretak
dimakan sapi 1989-solo
Sajak Tapi Sayang
kembang dari pinggir jalan
kembang yang tumbuh di tembok
tembok selokan
kupindah kutanam di halaman depan
anakku senang bojoku senang
tapi sayang
bojoku ingin nanam lombok
anakku ingin kolam ikan
tapi sayang
setelah sewa rumah habis
kami harus pergi
terus cari sewa lagi
terus cari sewa lagi
alamat rumah kami punya
tapi sayang
kamu butuh tanah 25 januari 91 - solo
Gunungbatu
gunungbatu
desa yang melahirkan laki-laki
kuli-kuli perkebunan
seharian memikul kerja
setiap pagi makin bungkuk
dijaga mandor dan traktor
delapan ratus gaji sehari
di rumah ditunggu
mulut perut anak istri
gunungbatu
desa yang melahirkan laki-laki
pencuri-pencuri
menembak binatang di hutan lindung
mengambil telur penyu
di pantai terlarang
demi piring nasi
kehidupan sehari-hari
gunungbatu
desa terpencil jawa barat
dipagari hutan
dibatasi pantai-pantai cantik
ujung genteng, cibuaya, pangumbahan
sulit transportasi
-jakarta dekat-
sulit komunikasi
sejarah gunungbatu
sejarah kuli-kuli
sejak kolonial
sampai republik merdeka
sejarah gunungbatu
sejarah kuli-kuli
gunungbatu
masih di tanah air ini november 87
Suti
Suti tidak kerja lagi
pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak ke mana-mana
Suti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah
tak ada biaya
Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan
Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja
Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya
Suti meludah
dan lagi-lagi darah
Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah
Suti meludah
dan lagi-lagi darah
Suti merenungi resep dokter
tak ada uang
tak ada obat
solo, 27 februari 88
Apa Yang Berharga Dari Puisiku
apa yang berharga dari puisiku
kalau adikku tak berangkat sekolah
karena belum membayar SPP
apa yang berharga dari puisiku
kalau becak bapakku tiba-tiba rusak
jika nasi harus dibeli dengan uang
jika kami harus makan
dan jika yang dimakan tidak ada?
apa yang berharga dari puisiku
kalau bapak bertengkar dengan ibu
ibu menyalahkan bapak
padahal becak-becak terdesak oleh bis kota
kalau bis kota lebih murah siapa yang salah?
apa yang berharga dari puisiku
kalau ibu dijiret utang
kalau tetangga dijiret utang?
apa yang berharga dari puisiku
kalau kami terdesak mendirikan rumah
di tanah-tanah pinggir selokan
sementara harga tanah semakin mahal
kami tak mampu membeli
salah siapa kalau kami tak mampu beli tanah?
apa yang berharga dari puisiku
kalau orang sakit mati di rumah
karena rumah sakit yang mahal
apa yang berharga dari puisiku
kalau yang kutulis makan waktu berbulan-bulan
apa yang bisa kuberikan dalam kemiskinan yang menjiret kami?
apa yang telah kuberikan
kalau penonton baca puisi memberi keplokan
apa yang telah kuberikan
apa yang telah kuberikan? semarang, 6 maret 86
Mendongkel Orang-Orang Pintar
kudongkel keluar
orang-orang pintar
dari dalam kepalaku
aku tak tergetar lagi
oleh mulut-mulut orang pintar
yang bersemangat ketika berbicara
dunia bergerak bukan karena omongan
para pembicara dalam ruang seminar
yang ucapannya dimuat
di halaman surat kabar
mungkin pembaca terkagum-kagum
tapi dunia tak bergerak
setelah surat kabar itu dilipat Kampung halaman solo, 8 september 1993
Kota ini Milik Kalian
di belakang gedung-gedung tinggi
kalian boleh tinggal
kalian bebas tidur di mana-mana kapan saja
kalian bebas bangun sewaktu kalian mau
jika kedinginan karena gerimis atau hujan
kalian bisa mencari hangat
di sana ada restoran
kalian bisa tidur dekat kompor penggorengan
bakmi ayam dan babi
denting garpu dan sepatu mengkilap
di samping sedan-sedan dan mobil-mobil bikinan jepang
kalian bisa mandi kapan saja
sungai itu milik kalian
kalian bisa cuci badan dengan limbah-limbah industri
apa belum cukup terang benderang itu
lampu merkuri taman
apa belum cukup nyaman tidur di bawah langit kawan
kota ini milik kalian
kecuali gedung-gedung tembok pagar besi itu; jangan!
Gentong Kosong
parit susut
tanah kerontang
langit mengkilau perak
matahari menggosongkan pipi
gentong kosong
beras segelas cuma
masak apa kita hari ini?
pakis-pakis hijau
bawang putih dan garam
kepadamu kami berterimakasih
atas jawabanmu
pada sang lapar hari ini
gentong kosong
airmu kering
ciduk jatuh bergelontang
minum apa hari ini?
sungai-sungai pinggir hutan
yang menolong di panas terik
dan kalian pucuk-pucuk muda daun pohon karet
yang mendidih bersama ikan teri di panci
jadilah tenaga hidup kami hari ini
dengan iris-irisan ubi keladi
yang digoreng dengan minyak
persediaan terakhir kami
gentong kosong
botol kosong
marilah bernyanyi
merayakan hidup ini 6 januari 97
Kucing, Ikan Asin dan Aku
seekor kucing kurus
menggondol ikan asin
laukku untuk siang ini
aku meloncat
kuraih pisau
biar kubacok dia
biar mampus!
ia tak lari
tapi mendongak
menatapku
tajam
mendadak
lunglai tanganku
-aku melihat diriku sendiri
lalu kami berbagi
kuberi ia kepalanya
(batal nyawa melayang)
aku hidup
ia hidup
kami sama-sama makan 14 oktober 1996
Nonton Harga
ayo keluar keliling kota
tak perlu ongkos tak perlu biaya
masuk toko perbelanjaan tingkat lima
tak beli tak apa
lihat-lihat saja
kalau pingin durian
apel-pisang-rambutan-anggur
ayo..
kita bisa mencium baunya
mengumbar hidung cuma-cuma
tak perlu ongkos tak perlu biaya
di kota kita
buah macam apa
asal mana saja
ada
kalau pingin lihat orang cantik
di kota kita banyak gedung bioskop
kita bisa nonton posternya
atau ke diskotik
di depan pintu
kau boleh mengumbar telinga cuma-cuma
mendengarkan detak musik
denting botol
lengking dan tawa
bisa juga kau nikmati
aroma minyak wangi luar negeri
cuma-cuma
aromanya saja
ayo..
kita keliling kota
hari ini ada peresmian hotel baru
berbintang lima
dibuka pejabat tinggi
dihadiri artis-artis ternama ibukota
lihat
mobil para tamu berderet-deret
satu kilometer panjangnya
kota kita memang makin megah dan kaya
tapi hari sudah malam
ayo kita pulang
ke rumah kontrakan
sebelum kehabisan kendaraan
ayo kita pulang
ke rumah kontrakan
tidur berderet-deret
seperti ikan tangkapan
siap dijual di pelelangan
besok pagi
kita ke pabrik
kembali bekerja
sarapan nasi bungkus
ngutang
seperti biasa 18 november 96
Derita Sudah Naik Seleher
kaulempar aku dalam gelap
hingga hidupku menjadi gelap
kausiksa aku sangat keras
hingga aku makin mengeras
kau paksa aku terus menunduk
tapi keputusan tambah tegak
darah sudah kau teteskan
dari bibirku
luka sudah kau bilurkan
ke sekujur tubuhku
cahaya sudah kau rampas
dari biji mataku
derita sudah naik seleher
kau
menindas
sampai
di luar batas 17 november 96
Puisi Sikap
maunya mulutmu bicara terus
tapi telingamu tak mau mendengar
maumu aku ini jadi pendengar terus
bisu
kamu memang punya tank
tapi salah besar kamu
kalau karena itu
aku lantas manut
andai benar
ada kehidupan lagi nanti
setelah kehidupan ini
maka akan kuceritakan kepada semua mahkluk
bahwa sepanjang umurku dulu
telah kuletakkan rasa takut itu di tumitku
dan kuhabiskan hidupku
untuk menentangmu
hei penguasa zalim 24 januari 97
Hari Ini Aku Akan Bersiul-siul
pada hari coblosan nanti
aku akan masuk ke dapur
akan kujumlah gelas dan sendokku
apakah jumlahnya bertambah
setelah pemilu bubar?
pemilu oo.. pilu pilu
bila hari coblosan tiba nanti
aku tak akan pergi kemana-mana
aku ingin di rumah saja
mengisi jambangan
atau mananak nasi
pemilu oo.. pilu pilu
nanti akan kuceritakan kepadamu
apakah jadi penuh karung beras
minyak tanah
gula
atau bumbu masak
setelah suaramu dihitung
dan pesta demokrasi dinyatakan selesai
nanti akan kuceritakan kepadamu
pemilu oo.. pilu pilu
bila tiba harinya
hari coblosan
aku tak akan ikut berbondong-bondong
ke tempat pemungutan suara
aku tidak akan datang
aku tidak akan menyerahkan suaraku
aku tidak akan ikutan masuk
ke dalam kotak suara itu
pemilu oo.. pilu pilu
aku akan bersiul-siul
memproklamasikan kemerdekaanku
aku akan mandi
dan bernyanyi sekeras-kerasnya
pemilu oo.. pilu pilu
hari itu aku akan mengibarkan hakku
tinggi tinggi
akan kurayakan dengan nasi hangat
sambel bawang dan ikan asin
pemilu oo.. pilu pilu
sambel bawang dan ikan asin 10 november 96
Merontokkan Pidato
bermingu-minggu ratusan jam
aku dipaksa
akrab dengan sudut-sudut kamar
lobang-lobang udara
lalat semut dan kecoa
tapi catatlah
mereka gagal memaksaku
aku tak akan mengakui kesalahanku
karena berpikir merdeka bukanlah kesalahan
bukan dosa bukan aib bukan cacat
yang harus disembunyikan
kubaca koran
kucari apa yang tidak tertulis
kutonton televisi
kulihat apa yang tidak diperlihatkan
kukibas-kibaskan pidatomu itu
dalam kepalaku hingga rontok
maka terang benderanglah
:ucapan penguasa selalu dibenarkan
laras senapan!
tapi dengarlah
aku tak akan minta ampun
pada kemerdekaan ini 11 september 96
Puisi Menolak Patuh
walau penguasa menyatakan keadaan darurat
dan memberlakukan jam malam
kegembiraanku tak akan berubah
seperti kupu-kupu
sayapnya tetap indah
meski air kali keruh
pertarungan para jendral
tak ada sangkut pautnya
dengan kebahagiaanku
seperti cuaca yang kacau
hujan angin kencang serta terik panas
tidak akan mempersempit atau memperluas langit
lapar tetap lapar
tentara di jalan-jalan raya
pidato kenegaraan atau siaran pemerintah
tentang kenaikkan pendapatan rakyat
tidak akan mengubah lapar
dan terbitnya kata-kata dalam diriku
tak bisa dicegah
bagaimana kau akan membungkamku?
penjara sekalipun
tak bakal mampu
mendidikku jadi patuh 17 januari 97
---------------- TAMBAHAN ---------------
KUBURAN PURWOLOYO
disini terbaring
mbok cip
yang mati di rumah
karena ke rumah sakit
tak ada biaya
di sini terbaring
pak pin
yang mati terkejut
karena rumahnya digusur
di tanah ini terkubur orang-orang yang
sepanjang hidupnya memburuh
terhisap dan menanggung hutang
di sini
gali-gali
tukang becak
orang-orang kampung
yang berjasa dalam setiap pemilu
terbaring
dan keadilan masih saja hanya janji
di sini kubaca kembali:
sejarah kita belum berubah!
jagalan, kalangan solo, 25 oktober 88
CATATAN
Gerimis menderas tengah malam ini
dingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendi
Dalam sunyi hati menggigit lagi
Ingat
saat pergi
cuma pelukan
dan pipi kiri kananmu
kucium
tak sempat mencium anak-anak
Khawatir
membangunkan tidurnya (terlalu nyenyak)
Bertanya apa mereka saat terjaga
Aku tak ada (seminggu sesudah itu
sebulan sesudah itu
Dan ternyata lebih panjang
dari yang kalian harapkan!)
Dada mengepal perasaan
waktu itu
cuma berbisik beberapa patah kata
di depan pintu
kau lepas aku
meski matamu tak terima
karena waktu sempit
aku harus gesit
genap setengah tahun aku pergi
Aku masih bisa merasakan
bergegasnya pukulan jantung
dan langkahku
karena penguasa fasis
yang gelap mata
Aku pasti pulang
mungkin tengah malam dini
mungkin subuh hari
Pasti
dan mungkin
tapi jangan
kautunggu
Aku pasti pulang dan pergi lagi
karena hak
telah dikoyak-koyak
tidak di kampus
tidak di pabrik
tidak di pengadilan
bahkan rumah pun
mereka masuki
muka kita sudah diinjak!
kalau kelak anak-anak bertanya mengapa
dan aku jarang pulang
katakan
ayahmu tak ingin jadi pahlawan
tapi dipaksa menjadi penjahat
oleh penguasa
yang sewenang-wenang
kalau mereka bertanya
"apa yang dicari?"
jawab dan katakan
dia pergi untuk merampok
haknya
yang dirampas dan dicuri.
PENYAIR jika tak ada mesin ketik aku akan menulis dengan tangan jika tak ada tinta hitam aku akan menulis dengan arang jika tak ada kertas aku akan menulis pada dinding jika aku menulis dilarang aku akan menulis dengan tetes darah! sarang jagat teater 19 januari 1988
Pesan sang Ibu
Tatkala aku menyarungkan pedang
Dan bersimpuh di atas pangkuanmu,
Tertumpah rasa kerinduanku pada sang Ibu
Tangannya yang halus mulus membelai kepalaku, bergetarlah seluruh jiwa ragaku
Musnahlah seluruh api semangat juangku
Namun sang Ibu berkata” Anakku sayang, apabila kakimu sudah melangkah di tengah padang, tancapkanlah kakimu dalam2 dan tetaplah terus bergumam sebab gumam adalah mantra dari dewa-dewa, gumam mengandung ribuan makna.”
“Apabila gumam sudah menyatu dengan jiwa raga, maka gumam akan berubah menjadi teriakan-teriakan. Yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar yang nantinya akan mampu merobohkan isrtana yang penuh kepalsuan gedung-gedung yang dihuni kaum munafik”
“Tatanan negeri ini sudah hancur Anakku”
“Dihancurkan oleh sang penguasa negeri ini
Mereja hanya bisa bersolek di depan kaca tapi membiarkannya punggungnya penuh noda dan penuh lendir hitan yang baunya kemana mana
Mereka selalu menyemprot kemaluannya denang parfum luar negeri
Di luar berbau wangi di dalam penuh dengan bakteri
Dan hebatnya sang penguasa negeri ini pandai bermaniin akrobat
Tubuhnya mampu dilipat-lipat yang akhirnya. pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat-jilat
Anakku apabila pedang sudah dicabut janganlah surut janganlah bicara soal menang dan kalah, sebab menang dan kalah hanyalah mimpi-mimpi, mimpi-mimpi muncul dari sebuah keinginan,
Keinginan hanyalah sebuah khayalan , yang akan melahirkan harta dan kekuasaan.
Harta dan kekuasaan hanyalah balon-balon sabun yang terbang di udara
Anakku asahlah pedangmu, ajaklah mereka bertarung di tengah padang, lalu tusukkan pedangmu di tengah-tengah selangkangan mereka. Biarkan darah tertumpah di negeri ini”
Satukan gumammu menjadi revolusi!!!
BUKAN KATA BARU
ada kata baru kapitalis, baru? Ah tidak, tidak
sudah lama kita dihisap
bukan kata baru, bukan
kita dibayar murah
sudah lama, sudah lama
sudah lama kita saksikan
buruh mogok dia telpon kodim, pangdam
datang senjata sebataliyon
kita dibungkam
tapi tidak, tidak
dia belum hilang kapitalis
dia terus makan
tetes ya tetes tetes keringat kita
dia terus makan
sekarang rasakan kembali jantung
yang gelisah memukul-mukul marah
karena darah dan otak jalan
kapitalis
dia hidup
bahkan berhadap-hadapan
kau aku buruh mereka kapitalis
sama-sama hidup
bertarung
ya, bertarung
sama-sama?
tidak, tidak bisa
kita tidak bisa bersama-sama
sudah lama ya sejak mula
kau aku tahu
berapa harga lengan dan otot kau aku
kau tahu berapa upahmu
kau tahu
jika mesin-mesin berhenti
kau tahu berapa harga tenagamu
mogoklah
maka kau akan melihat
dunia mereka
jembatan ke dunia baru
dunia baru ya dunia baru.
-tebet 9/5/1992-
Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa
aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa
puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup
aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa
(Wiji Thukul.18 juni 1997)
SEORANG BURUH MASUK TOKO
masuk toko
yang pertama kurasa adalah cahaya
yang terang benderang
tak seperti jalan-jalan sempit
di kampungku yang gelap
sorot mata para penjaga
dan lampu-lampu yang mengitariku
seperti sengaja hendak menunjukkan
dari mana asalku
aku melihat kakiku - jari-jarinya bergerak
aku melihat sandal jepitku
aku menoleh ke kiri ke kanan - bau-bau harum
aku menatap betis-betis dan sepatu
bulu tubuhku berdiri merasakan desir
kipas angin
yang berputar-putar halus lembut
badanku makin mingkup
aku melihat barang-barang yang dipajang
aku menghitung-hitung
aku menghitung upahku
aku menghitung harga tenagaku
yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
aku melihat harga-harga kebutuhan
di etalase
aku melihat bayanganku
makin letih
dan terus diisap
(10 september 1991)
BUKAN DI MULUT POLITIKUS BUKAN DI MEJA SPSI
berlima dari solo berkeretaapi kelas ekonomi murah
tak dapat kursi melengkung tidur di kolong
pas tepat di kepala kami bokong-bong
kiri kanan telapak kaki tas sandal sepatu
tak apa di pertemuan ketemu lagi kawan
dari krawang-bandung-jakarta-jogya-tangerang
buruh pabrik plastik, tekstil, kertas dan macam-macam
datang dengan satu soal
dari jakarta pulang tengah malam dapat bis rongsok
pulang letih tak apa diri telah ditempa
sepanjang jalan hujan kami jongkok tempat duduk
nempel jendela
bocor
bocor
sepanjang jalan tangan terus mengelapi
agar pakeyan tak basah
dingin
dingin
tapi tak apa
diri telah ditempa
kepala dan dada masih penuh nyanyi panas
hari depan buruh di tangan kami sendiri
bukan di mulut politikus
bukan di meja spsi
(solo 14 mei 1992)
SATU MIMPI SATU BARISAN
di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah
di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang
di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak
di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam
di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang-lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi
di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung - solo - jakarta - tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan
(Bandung 21 mei 1992)
PERINGATAN
Jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa
kalau rakyat bersembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar
bila rakyat berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam
apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!
MOMOK HIYONG
momok hiyong si biang kerok
paling jago bikin ricuh
kalau situasi keruh
jingkratjingkrat ia
bikin kacau dia ahlinya
akalnya bulus siasatnya ular
kejamnya sebanding nero
sefasis hitler sefeodal raja kethoprak
luar biasa cerdasnya
di luar batas culasnya
demokrasi dijadikan bola mainan
hak azazi ditafsir semau gue
emas doyan hutan doyan
kursi doyan nyawa doyan
luar biasa
tanah air digadaikan
masa depan rakyat digelapkan
dijadikan jaminan utang
momok hiyong momok hiyong
apakah ia abadi
dan tak bisa mati?
momok hiyong momok hiyong berapa ember lagi
darah yang ingin kau minum?
(30 september 96)
(1)
Para jendral marah-marah
Pagi itu kemarahannya disiarkan oleh
televisi. Tapi aku tidur. Istriku yang menonton. Istriku kaget. Sebab
seorang letnan jendral menyeret-nyeret namaku. Dengan tergopoh-gopoh
selimutku ditarik-tariknya, Dengan mata masih lengket aku bertanya:
mengapa? Hanya beberapa patah kata ke luar dari mulutnya: ”Namamu di
televisi .....” Kalimat itu terus dia ulang seperti otomatis.
Aku tidur lagi dan ketika bangun wajah jendral itu sudah lenyap dari televisi. Karena acara sudah diganti.
Aku lalu mandi. Aku hanya ganti baju. Celananya tidak. Aku memang lebih sering ganti baju ketimbang celana.
Setelah menjemur handuk aku ke dapur. Seperti biasa mertuaku yang
setahun lalu ditinggal mati suaminya itu, telah meletakkan gelas berisi
teh manis. Seperti biasanya ia meletakkan di sudut meja kayu panjang
itu, dalam posisi yang gampang diambil.
Istriku sudah mandi pula. Ketika berpapasan denganku kembali kalimat itu
meluncur. ”Namamu di televisi....” ternyata istriku jauh lebih cepat
mengendus bagaimana kekejaman kemanusiaan itu dari pada aku.
(2)
aku diburu pemerintahku sendiri
layaknya aku ini penderita penyakit berbahaya
aku sekarang buron
tapi jadi buron pemerintah yang lalim
bukanlah cacat
pun seandainya aku dijebloskan
ke dalam penjaranya
aku sekarang terlentang
di belakang bak truk
yang melaju kencang
berbantal tas
dan punggung tangan
kuhisap dalam-dalam
segarnya udara malam
langit amat jernih
oleh jutaan bintang
sungguh
baru malam ini
begitu merdeka paru-paruku
malam sangat jernih
sejernih pikiranku
walau penguasa hendak mengeruhkan
tapi siapa mampu mengusik
ketenangan bintang-bintang?
(3)
Buat L.Ch & A.B.
darahku mengalir hangat lagi
setelah puluhan jam
sendi-sendi tulangku beku
kurang gerak
badanku panas lagi
setelah nasi sepiring
sambel kecap dan telur goreng
tandas bersama tegukan air
dari bibir gelas keramik yang kau ulurkan dengan senyum manismu
kebisuan berhari-hari
kita pecahkan pagi itu
dengan salam tangan
pertanyaan
dan kabar-kabar hangat
pagi itu
budimu menjadi api
tapi aku harus pergi lagi
mungkin tahun depan
atau entah kapan
akan kuketuk lagi
daun pintumu
bukan sebagai buron
(4)
Kado untuk Pengantin Baru
pengantin baru
ini ada kado untukmu
seorang penyair
yang diburu-buru
maaf aku mengganggu
malam bulan madumu
aku minta kamar satu
untuk membaringkan badanku
pengantin baru
ini datang lagi tamu
seorang penyair
yang dikejar-kejar serdadu
memang tak ada kenikmatan
di negri tanpa kemerdekaan
selamanya tak akan ada kemerdekaan
jika berbeda pendapat menjadi hantu
pengantin baru
ini ada kado untukmu
seorang penyair yang dikejar-kejar serdadu
(5)
kuterima kabar dari kampung
rumahku kalian geledah
buku-bukuku kalian jarah
tapi aku ucapkan banyak terima kasih
karena kalian telah memperkenalkan sendiri
pada anak-anakku
kalian telah mengajari anak-anakku
membentuk makna kata penindasan
sejak dini
ini tak diajarkan di sekolahan
tapi rejim sekarang ini
memperkenalkan kepada semua kita
setiap hari di mana-mana
sambil nenteng-nenteng senapan
kekejaman kalian
adalah buku pelajaran
yang tak pernah ditulis!
(6)
Wani,
bapakmu harus pergi
kalau teman-temanmu tanya
kenapa bapakmu dicari-cari polisi
jawab saja:
”karena bapakku orang berani”
kalau nanti ibu didatangi polisi lagi
menangislah sekuatmu
biar tetangga kanan kiri datang
dan mengira ada pencuri
masuk rumah kita
(7)
Pepatah Buron
penindasan adalah guru paling jujur
bagi yang mengalami
lihatlah tindakan penguasa
bukan retorika bukan pidatonya
kawan sejati adalah kawan yang masih berani
tertawa bersama
walau dalam kepungan bahaya
(8)
kekuasaan yang sewenang-wenang
membuat rakyat selalu berjaga-jaga
dan tak bisa tidur tenang
sampai mereka sendiri lupa
batas usianya tiba
dan dalam diamnya
rakyat ternyata bekerja
menyiapkan liang kuburnya
lalu mereka bersorak
ini kami siapkan untukmu tiran!
penguasa yang lalim
ketika mati tak ditangisi rakyatnya
sungguh memilukan
kematian yang disyukuri dengan tepuk tangan
(9)
ujung rambut ujung kuku
gendang telinga
dan selaput bola mataku
tidak mungkin lupakan kamu
bilur di punggung
nyeri di tulang berhari-hari
darah di helai rambut ujung kuku
dendang telinga
dan selaput bola mataku
telah mengotori namamu
nyeri di tulang
berhari-hari
bilur di punggung
karena sabetan
telah mencoreng namamu
kau tak kan bisa mencuci namamu
sekalipun 1000 mobil pemadam kebakaran
kau kerahkan
kau tak kan bisa mencuci tanganmu
sekalipun 1000 pengeras suara
melipatgandakan pidatomu
suara rakyat adalah suara Tuhan
dan kalian tak bisa membungkam Tuhan
sekalipun kalian memiliki 1.000.000 gudang peluru
(10)
Jakarta simpang siur
ormas-ormas tiarap
tiap dengar berita
pasti ada aktivis ditangkap
telepon-telepon disadap
koran-koran disumbat
rakyat was-was dan pengap
diam-diam orang cari informasi
dari radio luar negeri
jangan percaya
pada berita mass media cetak
dan elektronika asing!
Penguasa berteriak-teriak setiap hari
Nasionalismenya mirip Nazi
(11)
berhari-hari – ratusan jam – ratusan
kilometer – puluhan kota – bis – colt – truk – angkutan – asap rokok –
uap sampah – tengik wc – knalpot terminal – embun subuh – baca koran –
omongan penguasa – nonton tivi – omongan penipu – presiden marah-marah –
jendral-jendral marah-marah – intelektual bayaran ikut-ikutan –
sekretariat organisasi aktivis diobrak-abrik – penculikan – penggrebegan
– pengejaran – pembenaran dibikin kemudian – semua benar karena semua
diam
(12)
apa penguasa kira
rakyat hidup di hari ini saja
apa penguasa kira
ingatan bisa dikubur
dan dibendung dengan moncong tank
apa penguasa kira
selamanya ia berkuasa
tidak!
tuntutan kita akan lebih panjang umur
ketimbang usia penguasa
derita rakyat selalu lebih tua
walau penguasa baru naik
mengganti penguasa lama
umur derita rakyat
panjangnya sepanjang umur peradaban
umur penguasa mana
pernah melebihi tuanya umur batu akik
yang dimuntahkan ledakan gunung berapi?
ingatan rakyat serupa bangunan candi
kekejaman penguasa setiap jaman
terbaca di setiap sudut dan sisi
yang menjulang tinggi
(13)
ketika datang malam
aku menjadi gelap
ketika pagi datang
aku menjadi terang
aku rakyatmu
hidup di delapan penjuru
kau tak bisa menangkapku
karena kau tak mengenalku
kau tak bisa mendengarkan aku
karena kau terus berbicara
berbicara dan berbicara
dengan mulut senapan
pembantaian- pembantaian
dan pembantaian
mayat-mayat bergelimpangan
mayat-mayat disembunyikan
kau tak bisa menguburkan aku
kau tak bisa menyembuhkan lukaku
karena kau tak kenal aku
karena kau terus berbicara
berbicara dan berbicara
dengan tembakan dan ancaman
dan penjara
(14)
habis cemasku
kau gilas
habis takutku
kau tindas
kini padaku tinggal
tenaga mendidih!
segala telah kau rampas
kau paksa aku tetap bodoh
miskin dan nelan ampas
kini padaku tinggal tenaga
mengepal-ngepal
di jalan-jalan
habis cemasku
kau gilas
habis takutku
kau tindas
aku masih tetap waras!
(15)
ayo kita tebakan!
dia raja
tapi tanpa mahkota
punya pabrik punya istana
coba tebak siapa dia?
dia adalah aku!
dia kaya
keluarganya punya saham di mana-mana
tapi negaranya rangking tiga
paling korup di dunia
coba tebak siapa dia?
dia adalah aku!
dia tua
tapi ingin tetap berkuasa
tak boleh ada calon lain
selain dia
kalau marah
mengarahkan angkatan bersenjata
rakyat kecil yang tak bersalah ditembak jidatnya
coba tebak siapa dia?
dia adalah aku!
dia sakti
tapi pasti mati
meski seakan tak bisa mati
coba tebak siapa dia?
dia adalah aku!
siapa aku?
aku adalah diktator
yang tak bisa tidur nyenyak!
(16)
hujan malam ini turun
untuk melindungiku
intel-intel yang bergaji kecil
pasti jengkel dengan yang memerintahmu
hujan malam ini turun
untuk melindungiku
agar aku bisa istirahat
agar tenagaku pulih
setelah berhari-hari lelah
agar aku tetap segar
dan menang
hujan malam ini turun
untuk melindungiku
bunyi kodok dan desir angin
membikin pelupuk mataku membesar
aku ngantuk dan ingin tidur
biarlah para serdadu di ibukota
berjaga-jaga dengan senapan M-16nya
biarlah penguasa sibuk sendiri
dengan ketakutannya
karena telah mereka taruh sendiri
bom waktu di mana-mana
mereka menciptakan musuh
dan menembaknya sendiri
mereka menciptakan kerusuhan
demi mengamankannya sendiri
hujan malam ini turun
untuk melindungiku
malam yang gelap ini untukku
malam yang gelap ini selimutku
selamat tidur tanah airku
selamat tidur anak-istriku
saatnya akan tiba akan tiba
bagi merdeka
untuk semua
bernafas panjanglah kau, bernafas panjanglah para korban
bernafas panjanglah aku
bernafas panjanglah kalian
bernafas panjanglah semua
bernafas panjanglah
melihat tank-tank dikerahkan
bernafas panjanglah
melihat tentara mondar-mandir
berselendang M-16
bernafas panjanglah
mendengar para aktivis ditangkapi
bernafas panjanglah
para kambing hitam yang diadili
bernafas panjanglah
dengan pemutar-balikan ini
mereka ingin sejarah dibaca bersih
bagaimana mungkin
jika mereka menulis dengan sobekan daging
laras senapan
dan kubangan darah
baca kembali semuanya
dan bernafas panjanglah
bernafas panjanglah akal
bernafas panjanglah hati
bangun dan bernafas panjanglah!
(18)
di ruang ini yang bernafas cuma aku
cecak dan serangga
air menetes rutin dari kran ke bak mandi
semakin dekat aku dengan detak jantungku
dingin ubin, lubang kunci, pintu tertutup, kurang cahaya
kini bagian hidupku sehari-hari
di sini bergema puisi di antara garis lurus tembok
lengkung meja kursi dan rumah sepi
puisi yang ditajamkan
pukulan dan aniaya
tangan besi penguasa
(19)
bulan agustus sudah tiba
penduduk ramai-ramai pasang bendera
tapi aku hanya lihat yang di seberang rumah saja
kuintip dari lubang kunci
sebab aku dikejar-kejar penguasa
sudah puluhan hari aku tak melihat angkasa
kehidupan di sekelilingku kusimak
dari datak-deru dan tawanya
aku tak bisa lihat wujud dan wajahnya
aku ditahan bukan dipenjara
aku disel bukan dibui
sebab kehidupan sehari-hari
adalah penjara nyata rakyat negeri ini
(20)
sebuah bank
memasang iklan
ukuran setengah halaman koran, teriaknya: Dirgahayu Republik Indonesia 51 th
dengan huruf kapital
iklan itu juga memekik-mekik: MERDEKA MERDEKA MERDEKA
sementara itu ratusan aktivis
di daerah dan di ibukota ditangkapi
sebuah iklan
ukuran setengah halaman koran
menggusur kenyataan yang sewenang-wenang
yang seharusnya diberitakan
MERDEKA MERDEKA MERDEKA
siapa yang merdeka?
(21)
di atas rumah ada burung
ku tahu dari kicaunya
di luar rumah ada orang
kutangkap lagi dari cakap
dan langkah kakinya
ini rumah biasa
tak beda penjara ta
di pagi kubaca di koran
kabar penangkapan-penangkapan
tapi sore ini
ku dengar di jalan
orang latihan baris-berbaris
untuk merayakan hari kemerdekaan
(22)
Bagi Siapa Kalian Memetik Panenan
pagi dingin
udara masih mengandung embun
bukit-bukit di kejauhan
disaput arak-arakan halimun
matahari terbit
sempurna bulat merah setampah di langit
batang-batang pohon besar dan cabang-cabangnya
seperti ratusan penari
yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi
kususuri keheningan ini
sendiri
jilatan matahari
segarnya udara pagi
alangkah indah negri ini
andai lepas dari masa ganas tirani
(23)
nonstop 24 jam
yang berkuasa di sini
adalah cahaya
saban pagi ia membuat garis-garis lurus
di sekitar jendela
gambar motif gorden tampak jelas
coklat hitam dan putihnya
lalu pada sore hari
ia mengubah warna langit-langit
sudut-sudut tembok
bidang ubin dan susunan benda-benda
yang ada di dalamnya
dan bila malam tiba
telapak kakiku diberinya mata
demikian pula punggung tangan
dan jari-jarinya
saat aku terbaring
serasa yang ada
cuma desir angin
detak jantung
tulang-tulang
dan hembusan nafasku saja
tapi aku harus pergi
dari kesunyian ini
sebelum penguasa merenggut
aku dan damai ini
Warnet perintis di kota Delanggu Klaten (2007). Tercatat sebagai salah satu anggota Warnet Sehat AWARI sejak 2008.
Menerapkan desain bilik terbuka guna menghindari penyalahgunaan fungsi warnet sebagai sarana hiburan dan edukasi sehingga tidak digunakan untuk tempat mesum murah-meriah, terutama oleh kalangan pelajar, dan kami-pun tidak menyediakan konten saru / sara , provokatif. & pornografi.
Untuk menunjang keamanan user , kami telah mengaplikasikan perangkat CCTV yang mampu merekam secara otomatis selama 30x24 jam, sehingga dapat digunakan untuk membantu pihak berwajib bilamana diperlukan.
Kami juga berusaha mengurangi semaksimal mungkin program bajakan dengan cara menginstal software sejenis dengan software berlisensi free (open source), X-WINAMPS & X-Movie Database special design for X-FiRE, system restore terbaru yg canggih & legal (bukanya pake deepfreeze yg gampang dijebol) serta menggunakan program billing EZ Timebilling original dan sebagian OS Windows Home edition original.
Peta Buta
WiNAMP SUPER + Lyric
monggo silahkan di-download Super WiNAMP v.2 - 2011
plugin mini lyric udah di update & bug pada gracenote auto tag-nya udah diperbaiki...
Ini cuman cocok buat WinXP, ntar kapan-kapan kalo sempet tak update buat yangWindow 7
Semua Link yg ada disini adalah link yg gw anggap penting hasil surfing/blogwalking, bukan karena tukar guling antar sesama blogger utk alasan SEO
serta semua link ini gw comot tanpa ijin, & gw jg g' ngarepin backlink sama sekali.
just blogging, fck *ff SEO Rules... !!
Silahkan koman-komen, dan berinteraksi dengan teman-teman, tapi mohon maaf kalau jarang membalas komen dari temen-temen semua, bukan berarti kami melupakan ataupun tidak sayang kepada kalian, tapi terus terang kami sekarang jarang nge-update blog ini...!