Kamis 13 Februari 2014, sekitar jam 23.00 cuaca cukup panas serta sesekali terdengar gemuruh yang kami sangka guntur karena mau hujan. jam 24.00 warnet tutup kemudian beranjak tidur.
jam 5.30 pagi, jendela kamar terlihat masih sangat gelap tidak seperti biasanya, kemudian chek layar cctv, terlihat seperti kabut tebal, serta seluruh lantai depan warnet memutih seperti salju, ketika coba lihat keluar jendela ternyata turun hujan abu cukup tebal akibat letusan gunung kelud semalam.
Sekitar jam 8.00 sempat turun hujan rintik-rintik.
Sepanjang jalan raya Yogya-Solo penuh debu, terutama ketika kendaraan melintas menimbulkan kepulan debu cukup pekat, sehingga saat itu kami memilih warnet tidak buka.Suasana kota Delanggu saat itu seperti sedang perang, semua toko di sepanjang jalan raya Solo-Yogya tutup, kantor-kantor libur.
Setelah ditunggu-tunggu cukup lama ternyata hujan tak jadi turun, maka sekita jam 15.00 kami coba mulai bersihkan debu sedikit demi sedikit. dan akhirnya jam 18.00 kami bisa buka kembali, meski debu masih belum benar-benar bersih 100%.
Oh ya, setelah diperhatikan ternyata abu vulkanik ini bukanlah seperti abu pembakaran kayu atau kertas, tetapi pasir halus, terutama setelah tersiram air maka partikel pasir akan terlihat jelas sekali.
Hari Sabtu 15 Februari jam 16.00 turun hujan sekitar 30 menitan, lumayan bisa sedikit mengusir debu. hingga beberapa hari hujan lebat belum juga turun, sehingga setiap kali kami haru selalu menyapu lantai, karena sangat berdebu dan tempat parkir depan warnet yang berbatasan langsung dengan Jalan Raya Yogya - Solo lebih mirip toko material karena saking kotor dan berdebu. :-)
Seminggu lebih debu sisa letusan gunung kelud belum juga hilang.
0 comments:
Posting Komentar