Bookmark and Share

31 Oktober 2010

Kabinet Retorika & Dongeng Kancil

Nusantara polusi kata-kata. Itu karena semua suka bicara. Kata dijawab kata-kata. Justifikasi ditimpa apologia. Merumpun di satu kubangan menjadi retorika. Ya, negeri ini sedang mempraktekkan filosofi banyak bicara dan kerja itu adalah bicara.

Pekerjaan macam ini pernah ngetrend di jagat raya. Dalam berbagai catatan sejarah masa Yunani kuno muasalnya. Yang mempraktekkan kerja macam itu disebut Sokrates dan Plato sebagai Kaum Sofis. ‘Penjual kata-kata’, dan ‘membual’ menjadi komoditas yang laris manis.

Dampak dari ‘jualan kata’ itu melahirkan politisi yang ‘ngecap doang’, suka tipu-tipu, penguasa yang ‘ngadali’ rakyat, dan ahli hukum pokrol bambu. Itu yang kelak menjerat Sokrates ‘pembawa kebenaran’ menjadi pesakitan di negeri pengamal ‘demokrasi murni’ ini.

Kaum Sofis di ratusan tahun sebelum Tahun Masehi itu mengkultuskan kata, karena jalinan kata itu dianggap dewa. Sebab filosofi Kaum Sofis kemudian disebut filsafat Sofia bersendi pada retorika, dan agitasi serta oratoris, nyawa dari segala yang diperjuangkan. Itu pula yang menjadikan kebenaran tidak penting, karena yang diutamakan adalah kemenangan.

Di negeri ini, ‘jualan kata’ itu juga pernah berjaya. Awal abad 20 ‘Dongeng Kancil’ memasyarakat, meluas menjadi menu utama ‘piwulang’, pelajaran moral bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Sebarannya dari Gresik, Jawa Timur mewabah ke seluruh Jawa, Palembang, dibawa para pedagang sampai ke Tumasik (Singapura), Malaysia dan Brunei, dan akhirnya ‘Si Pelanduk’ bagian dari ‘budaya serumpun’.

Malah di abad 14 yang disebut De Graff dan De Han di jantung Majapahit berkembang Islam Syiah itu, dalam Babad Gresik dikatakan mereka juga punya fabel Kancil yang bernama Falando Kancieh, Sang Kancaci, atau Si Kancil. Dengan demikian, rasa-rasanya, Sang Kancil ini fabel Persia yang digemari Kiai Semboja, dan dipakai sebagai ‘alat’ mengkomunikasikan agama.

Kiai Semboja memang tak banyak dikenal. Beliau adalah saudagar Gresik yang sukses, suami Nyi Ageng Pinatih. Nama belakangan ini yang kesohor, karena merupakan ibu angkat Sunan Giri. Tak salah jika Raden Paku, nama kecil Sunan Giri, bersyiar Islam, mendalang dengan tokoh Kancil.

Si Kancil ini memang dikisahkan cerdas, suka bicara, kendati juga dikenal culas, mahir tipu-tipu. Yang kena tipu seperti itu adalah petani, yang dalam folklore dikatakan timunnya dicuri.

Tapi di balik itu, seperti tertuang dalam ‘Syair Kancil Yang Cerdik’, Hikayat Pelanduk Jenaka’, sampai ‘Layang Cariyos Kancil’ dikatakan, binatang ini amat luar biasa. Dia pemersatu satwa di hutan belantara. Dia tegas bertindak demi keutuhan warga rimba.

Dia hadapi kerbau dan harimau yang merasa sebagai satwa buas, kuat, dan mentahbiskan dirinya sebagai penguasa. Setelah takluk, Kancil bertindak selayaknya pemimpin. Reward dan punishment diterapkan. Harimau serta kerbau tak berkutik tatkala dijatuhi hukuman.  
‘Pemimpin kuwi kudu teges. Yen ora teges kuwi maqome sing dipimpin’, begitu petuahnya. Pemimpin itu wajib tegas. Kalau tidak tegas itu maqomnya yang dipimpin.
Kancil bukan hanya umbar kata-kata. Dia lengkap sebagai negarawan. Kata dan tindakan sepadan. Dia paham ‘berkuasa’ itu sama dengan tamsil ‘naik macan’. Yang ‘dikuasai’ takut macan yang ditunggangi,  ‘penguasa’ ngeri turun dari macan yang siap memangsanya.

Dari Dongeng Kancil & ‘asbabul nuzul’ retorika terdapat pelajaran berharga. Kalau Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dan institusi lain ada masalah, kenapa hanya ‘kata-kata Kancil’ yang dipakai, bukan tindakannya? Padahal Kancil juga representasi dari Pancasila, ‘permusyawaratan dan permufakatan’.

Retorika ternyata memang bukan penyelesaian. Biarpun kata-kata penting untuk diutarakan, tetapi tindakan amat lebih penting dibanding perdebatan. Kini rakyat sedang menunggu tindakan tegas dari pemimpinnya itu. Bukan kata-kata yang bersifat retoris.

Sumber : *Djoko Suud Sukahar: pemerhati budaya, tinggal di Jakarta.  
http://www.detiknews.com

01 Oktober 2010

Profil Kesederhanaan Mahmoud Ahmadinejad (Seorang PRESIDEN yang MISKIN HARTA, namun KAYA IMAN)



Presiden Iran saat ini: Mahmoud Ahmadinejad, ketika diwawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya:
TV Fox (AS) : “Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?”
Presiden : “Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya, “Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran.”

.
.
Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang mungkin dapat  memberi contoh teladan :
  • Saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
  • Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP,lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoleruntuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
  • Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
  • Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanyadan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhanadan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2 tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
  • Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977,sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran.Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.
  • Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.
  • Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya.Hanya itulah yang dimilikinya seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
  • Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira,ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
  • Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya,ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
  • Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan,dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2nya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi,atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
  • Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden? Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi.Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk Amerika.
  • Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka.
  • Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimanapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa.
  • Baru-baru ini dia baru saja mempunyai Hajatan Besar Yaitu Menikahkan Puteranya. Tapi pernikahan putra Presiden ini hanya layaknya pernikahan kaum Buruh.
Mungkinkah bangsa Indonesia mempunyai seorang PEMIMPIN seperti beliau ?
Mudah-mudahan Pemilu mendatang kita akan memiliki Presiden seperti beliau.
Amin...

Sumber : http://yepiye.wordpress.com

 

Bookmark and Share